- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
catholicism, faith and religion, news, religion, roman catholic churchcatholicism, faith and religion, news, religion, roman catholic church - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
16
lowongankerja.asia
,
Jakarta
– Sampai batas waktu pemberian kehormatan tersebut untuk
Paus Fransiskus
Jumat, 25 April 2025, basilika tersebut masih ramai dikunjungi oleh para wisatawan di Basilika Santo Petrus,
Vatikan
Pastor dari Keuskupan Bandung, Thomas Kristiatmo, adalah salah satu orang yang hadir di Basilika Santo Petrus. Dia perlu mengantri selama kurang lebih tiga jam agar dapat mencapai dekat dengan jenasah Fransiskus.
Tiga jam tersebut dianggap singkat mengingat beberapa orang bahkan harus mengantri hingga delapan jam,” ujarnya ketika dihubungi melalui WhatsApp pada hari Sabtu dini hari tanggal 26 April 2025. Tiba di Lapangan Santo Petrus pada pukul 8 pagi, Kristiatmo hanya bisa memandangi jenasah Paus tak lama setelah pukul 11 waktu Vatikan.
Dia merasa sangat bersyukur dapat berkunjung ke Basilika Santo Petrus. Ketika Paus Fransiskus wafat di Vatikan pada hari Senin, tanggal 21 April 2025, Kristiatmo tengah mengejar program beasiswa di Pontifical Gregorian University, Roma. Dia ikut serta dalam barisan orang-orang yang sedang mengantri dan berdoa rosario di Lapangan Santo Petrus, sebuah tradisi suci bagi umat Kristen sebagai bentuk penghormatan kepada Maryam, Ibu Yesus.
Sampai di hadapan peti pemakaman milik Fransiskus yang sedang tergeletak, Kristiatmo sempat menghentikan langkahnya sejenak guna mendoakan. Akan tetapi, para staf basilika tersebut dengan tegas memintanya melanjutkan perjalanan. Mereka tidak mengizinkan pengunjung untuk beristirahat sementara dikarenakan antrian belum juga berkurang. “Pendeta, harap jangan berhenti,” ucap Kristiatmo meniru perkataan salah satu dari mereka yang bertugas di dalam basilika itu.
Kristiatmo mengerti dengan saran yang disampaikan secara halus itu. Walaupun hanya singkat berada di hadapan jenasah Paus Fransiskus, Kristiatmo masih merasa bersyukur. “Saya begitu tersentuh dapat melihatnya untuk terakhir kalinya,” tutur Kristietmo.