- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
disasters, food and drink, israel and the gaza strip, news, politicsdisasters, food and drink, israel and the gaza strip, news, politics - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
11
lowongankerja.asia
,
Jakarta
– Program Makanan Dunia dari PBB (صندVMLINUX
صندصند
WFP
Dia menyatakan pada hari Jumat bahwa mereka sudah “menyelesaikan seluruh stok makanan” bagi keluarga-keluarga Palestina tersebut.
Gaza
Karena penyeberangan perbatasan telah ditutup oleh Israel mulai tanggal 2 Maret.
“Hari ini, WFP telah mengantarkan stok makanannya yang terakhir kepada dapur-dapur masak siap saji di Jalur Gaza,” demikian disampaikan lembaga itu melalui pernyataan sebagaimana dikutip
Anadolu
.
Disebutkan bahwa dapur-dapur tersebut, sebagai jalur penting yang memenuhi sekitar 25% dari kebutuhan pangan harian untuk separuh penduduk, diprediksi akan mengalami kelangkaan stok dalam waktu dekat.
Organisasi PBB itu menyatakan bahwa seluruh 25 toko kue yang mereka dukung ditutup pada tanggal 31 Maret karena tidak lagi memiliki terigu dan bahan bakar untuk proses memasak. Bantuan paket makanan bagi beberapa famili juga sudah habis sekitar saat yang bersamaan.
Organisasi itu mengingatkan akan “kelangkaan air minum serta bahan bakar untuk memasak yang sangat serius – membuat penduduk Palestina terpaksa harus mencari material yang bisa digunakan sebagai bahan pembakaran untuk masakannya.”
Gaza sudah mengalami penutupan penyekatan di perbatasannya yang paling lama dalam catatan sejarah, dengan tidak adanya suplai baik humaniter maupun komersial yang memasuki wilayah tersebut hampir delapan minggu berturut-turut.
WFP mengungkapkan bahwa harga makanan sudah naik sebesar 1.400 persen dibanding periode gencatan senjata, di samping itu barang-barang pokok menjadi sangat jarang ditemukan. Hal ini memicu “ketakutan akan masalah nutrisi yang signifikan” untuk kelompok berisiko tinggi seperti balita, ibu hamil dan menyusui, serta lansia.
Lebih dari 116.000 metrik ton bantuan makanan, yang mencukupi kebutuhan satu juta penduduk Palestina di Gaza selama empat bulan, sudah siap dimasukkan saat perbatasan terbuka lagi, demikian menyatakan lembaga tersebut.
“Kondisi yang terjadi di dalam Jalur Gaza sekali lagi berada pada tingkat kritis: masyarakat sudah tidak tahu bagaimana lagi untuk tetap bertahan hidup,” peringat WFP.
Organisasi itu pun mendorong seluruh pihak agar “menjadikan keperluan penduduk sipil sebagai prioritas utama serta memungkinkan bantuan masuk ke Gaza dengan cepat dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan hukum kemanusiaan internasional.”
Kantor Media Pemerintah Gaza mengingatkan bahwa blokade yang dilakukan Israel sudah menyebabkan hampir 1 juta anak Palestina berada di ambang kelaparan. Mereka pun mendesak untuk segera disediakannya makanan, obat-obatan, serta bahan bakar ke wilayah Jalur Gaza.
Amjad Shawa, Direktur Jaringan LSM Palestina, sudah mengingatkan bahwa dapur masak yang tetap aktif di Gaza hanya menyimpan persediaan makanan untuk beberapa hari ke depan saja.
“Dalam periode 54 hari tersebut, perbatasannya tutup sepenuhnya. Tak ada satupun orang yang bisa masuk,” ungkap Shawa kepada
Al Jazeera
dari Kota Gaza.
“Kini, kita berada di tengah reruntuhannya sistem kemanusiaan. Kemampuan kita merespons kebutuhan yang mendesak ini semakin tersendat setiap harinya. Kita tak punya makanan – sama sekali tak ada susu, telur, atau bahkan daging,” ujarnya.
Shawa berharap kepada komunitas global untuk melakukan langkah-langkah “agar dapat mendesak Israel berhenti melanjutkan pertempuranannya serta sekaligus, membuka gerbang perlintasan” supaya bantuan kemanusiaan bisa dikirim ke wilayah tersebut.
Serangan Israel terhadap Gaza mengakibatkan setidaknya 84 orang Palestina tewas dan mencederai 168 lainnya sepanjang 24 jam terakhir, demikian dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Palestina pada hari Jumat.
Total korban meliputi enam individu yang meninggal dunia pada hari-hari sebelumnya, namun mayat mereka baru dijumpai saat ini.
Menurut pernyataan di aplikasi Telegram, jumlah orang yang tewas karena serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 sudah mencapai 51.439 jiwa, sementara 117.416 lainnya mengalami cedera. Mereka juga menyebutkan bahwa lebih dari 2.000 penduduk Palestina di Gaza telah kehilangan nyawa mereka sejak Israel kembali berperang setelah pelanggaran gencatan senjata beberapa waktu lalu.