- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
controversies, incident, local news, news, tragediescontroversies, incident, local news, news, tragedies - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
15
TRIBUN TANGERANG.COM, MAGELANG-
Tangki penampung air di kawasan Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 5 Darul Qiyam ambruk pada tanggal 25 April 2025 di awal hari.
Setelah jebolnya dinding pembendungan air di area kampus yang terletak di Dusun Mangunsari, Desa Gadingsari, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, empat siswa menjadi korban jiwa.
Di samping itu, ratusan siswa dilaporkan mengalami cedera.
Kejadian tersebut mengakibatkan banyak korban jiwa lantaran ketika kecelakaan berlangsung, sejumlah pelajar sedang mengantri untuk mandi.
Mereka mengantri untuk mandi sebelum melaksanakan shalat Jumat.
Kemacetan di area toilet menyebabkan banyak orang tewas.
Saat ini telah diketahui alasan jatuhnya dinding tangki air yang kemudian merusak area kamar mandi para santri, menyebabkan belasan siswa menjadi korban dalam insiden tersebut.
Ternyata tangki penyimpanan kolam air roboh karena terjadi longsoran tanah.
Karena lapisan tanah di bawahnya terjadi longsor, tangki penyimpanan air yang berada di atas turun dan jatuh ke arah kamar mandi yang sedang ramai digunakan.
“Kira-kira pukul 10.30 tadi terjadi suatu bencana alami berupa tanah longsor yang mengakibatkan dinding dari kolam penampung air tersebut roboh. Pada waktu itu, para santri baru saja mulai mandi untuk bersiap-siap menuju mesjid dalam rangka menjalankan aktivitasnya,” jelas guru senior Gontor 5, Muhib Huda Muhammady, Jumat (25/4/2025).
Kira-kira 20 siswa yang tadinya tertimbun longsoran sudah berhasil dikeluarkan dari lokasi bencana oleh tim evakuasi.
Mereka segera diantar ke RSUD Merah Putih untuk menerima pengobatan medis.
“Semua lukanya berupa luka-luka yang ringan,” jelasnya.
Empat siswa lainnya saat ini sedang dikeluarkan dari lokasi bencana oleh regu bersama yang terdiri atas Dinas Penanggulangan BENCANA dan Darurat setempat, Petugas pemadam kebakaran, staf medis, dengan dukungan tambahan dari institusi asrama agama tersebut.
Dia menyebutkan bahwa usai insiden tersebut, para ustadz dan pimpinan pesantren langsung memberikan pertolongan awal sambil menanti tiba tim bantuan yang datang dari pihak Kepolisian, SAR, Pusat Kesehatan Masyarakat, Palang Merah Indonesia, serta lembaga lainnya.
Dia pun menegaskan bahwa semua biaya perawatan para korban akan dipikul oleh pihak pesantren.
“Silakan mengirimkan doa untuk semua orang, mudah-mudahan operasi evakuasi ini dapat berlangsung dengan mulus dan mereka yang di-evakuasi akan aman,” jelas Muhib.
Sampai berita ini disusun, upaya evakuasi untuk keempat santri tersebut masih dalam progress.
Tetapi media tidak boleh mengambil foto di tempat kejadian yang terletak di dalam kompleks pondok pesantren.
4 Santri Tewas
Berita sedih muncul dari lingkungan pendidikan di Magelan.
Dinding tangki penyimpanan air di area Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 5 Darul Qiyam, Sawangan, Kabupaten Magelang, ambruk.
Sebagai akibat dari runtuhnya dinding itu, empat siswa menjadi korban jiwa dan banyak lainnya terluka.
Banyak orang meninggal karena insiden tersebut terjadi saat sedang ramai.
Pagar runtuh ketika para siswa sedang mengantri untuk mandi sebelum melaksanakan Shalat Jumat.
Sehingga mengakibatkan kemacetan di area kamar mandi serta sekitarnya.
Sehingga para santri secara langsung mengalami reruntuhan dinding tersebut.
BPBD Kabupaten Magelang menyampaikan per 25 April 2025 malam bahwa ada empat santri yang dikonfirmasi meninggal dunia usai upaya evakuasi jenazah selesai dilakukan oleh tim.
Kepala BPBD Kabupaten Magelang, Edi Wasono, mengatakan bahwa terdapat sebanyak 29 santri yang menjadi korban dari kejadian itu.
“Ada empat santri yang meninggal dalam kejadian tersebut,” katanya.
Kejadian tragis tersebut terjadi saat waktu sibuk para santri, yaitu ketika sebagian besar sedang mengantri untuk bergantian mandi.
Struktur tangki penampungan air yang terletak di bagian belakang kamarnya asrama mendadak ambruk dan menggilas beberapa siswa yang ada di bawahnya.
Momen tersebut merupakan waktu sibuk, di mana banyak santri yang mengantri untuk mandi.
“Secara tiba-tiba tangki air di bagian belakang kamar mandi runtuh dan mengenai sejumlah siswa,” terangkan Edi pada laporan tersebut.
Diperkirakan fondasi dari kolam penampungan air itu roboh sehingga mengakibatkannya memuntahkan material beton yang kemudian menimpa beberapa santri yang berada di dekat tempat peristiwa tersebut.
Sejumlah pelajar pun hampir tertimpa reruntuhan dinding bilik mandi yang jatuh.
Personel gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, tim SAR, PMI, sukarelawan, serta damkar dikirim untuk melakukan evakuasi korban usai mendapat laporan dari pesantren tersebut.
Meskipun demikian, proses evakuasi menghabiskan waktu cukup panjang yaitu kira-kira 12 jam, mulai dari pukul 11:00 sampai kurang lebih pukul 23:30 Waktu Indonesia Bagian Barat karena bangunan tersebut terdiri atas konstruksi beton dan perlu ada penggalian awal.
“Setelah insiden itu, para ulama secara spontan mengabarkan hal tersebut kepada pihak berwenang dan tindakan cepat diambil. Walaupun demikian, operasi penyelamatan memerlukan waktu lantaran kondisi tanah serta bahan yang sulit,” jelas Edi.
Sampai menjelang malam, upaya membersihkan sisa-sisa keruntuhan dan mencatatnya tetap berlanjut dijalankan oleh staf bersama perwakilan pesantren.
Keterangan dari Pihak Pondok
Pihak Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 5 Darul Qiyam menyampaikan pernyataan pers beberapa jam sesudah musibah terjadi.
Menurut Muhib Huda Muhammady dari Gontor 5, dinding kolam penampungan air runtuh karena adanya longsoran tanah.
Kejadian itu membuat tembok dari waduk pengumpul air runtuh dan jatuh ke ruang bilas para pelajar, di mana pada waktu itu sedang ramai aktifitas, sehingga berdampak pada ratusan siswa terluka.
Kejadian tersebut berlangsung kira-kira pada jam 10.30 WIB.
Pada saat tersebut, para santri sibuk mempersiapkan diri untuk mandi sebelum melaksanakan salat Jumat.
“Kira-kira pukul 10.30 tadi terjadi sebuah bencana alami berupa tanah longsor yang mengakibatkan dinding dari kolam penampung air tersebut roboh. Pada waktu itu, para santri baru saja mulai mandi untuk bersiap-siap menuju mesjid.” Dia menjelaskan hal ini kepada kami pada hari Jumat (25/4/2025) petang.
Sejumlah pelajar pesantren hampir tertimpa runtuhan dan perlu dikeluarkan oleh tim gabungan.
Orang-orang yang terluka segera dibawa ke RSUD Merah Putih guna menerima pengobatan medis.
Artikel ini sudah dipublikasikan di TDTV
ribunJogja.com
Peroleh informasi tambahan tentang pekerjaan di lowongankerja.asia melalui kanal WhatsApp Anda.
di sini
Baca berita lowongankerja.asialainnya di
Google News