- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
asia, cars, motorsports, news, racingasia, cars, motorsports, news, racing - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
13
Dua kali juara WRC tersebut yakin bahwa dia telah mulai mengungkap kunci untuk berlari lebih cepat menggunakan ban anyar dalam rangka persiapan menuju Kejuaraan Reli Dunia tahun 2025. Hal ini terbukti saat dirinya tampil dominan di hari Jumat, tanggal 25 April 2025 dan berhasil unggul di awal reli Kepulauan Canaria.
Rovanperä menjalani awal musim yang cukup tertunda akibat kesulitan memadaikan cara mengendarainya dengan ban anyar buatan Hankook. Hal tersebut menyebabkan sang pembalap dari Finlandia ini ketinggalan hingga 57 poin dalam persaingan menuju gelar juara.
Namun, sang pengendara Toyota, yang hingga saat itu belum mencicipi kemenangan podium sepanjang musim, berhasil mengubah nasib secara spektakuler. Dia sukses merebut posisi pemenang dalam tiga putaran balapan tersebut, yang berlangsung di trek permukaan jalanan yang rata dan licin. Dengan demikian, dia mendahului Sebastian Ogier dengan kecepatan lebih dini sebesar 17,8 detik. Ini menjadi langkah besar bagi pemuncak klasemen kompetitif tersebut.
Elfyn Evans
menempati urutan ketiga, terpaut waktu 2,4 detik.
“Paginya sungguh menyenangkan untuk kita,” ungkap Rovanpera. “Saya merasa cukup biasa saat berada di dalam mobil; tak ada hal-hal ekstrim, namun seperti itu adanya pada rute-rute ini. Yang kamu butuhkan hanyalah ritme yang bagus. Kamu tidak boleh memaksakan sesuatunya, dan sepertinya kendaraan ini cocok sekali buat kami,” imbuhnya.
Ketika ditanya tentang hal-hal yang sudah berbeda sejak awal musim, dia menyebutkan, “Menurut pendapatku, kita telah menciptakan beberapa konsep serta teknik dalam berkendaraan, khususnya dengan jenis ban baru tersebut, dan aku rasa itulah faktor paling signifikan.”
Tentu saja saat ini kita sudah mempunyai seluruh proses serta data terbaru (di Kepulauan Canaria), dan menurut saya kita telah menghasilkan kinerja yang lumayan bagus. Bahkan di putaran pertama, saya merasa sangat nyaman ketika berkendara melewati jalanan berliku yang umumnya cukup rumit.
Saya enggak dapat menyebutkan detailnya (perubahan tersebut), tapi secara umum kita sudah memperoleh keseimbangan seperti yang selalu saya harapkan, di mana awal musim ini cukup sulit bagi kita. Kini, setelah melaksanakan sejumlah tugas, performa tim semakin meningkat.
Kalle Rovanperä dari Toyota Gazoo Racing WRT
Foto oleh: Toyota Racing
Ogier, dikenal karena kecepatannya di jalanan aspal, menyatakan bahwa Rovanpera ada dalam ‘kategori tersendiri’ dan sulit untuk diajak bersaing dengan kecepatan rekan satu timnya tersebut.
“Kalle merupakan pemain paling handal pada masa kini. Ia mendominasi liga-nya hari ini. Saat ini saya tak punya solusi untuk mengimbangi keceapatannya,” ungkap Ogier.
Paginya cukup baik buatku, namun aku belum sepenuhnya senang dengan keseimbangan mobil dan juga belajar tentang ban ini, tapi kita punya sejumlah gagasan untuk nanti di siang hari.
Hyundai kesulitan karena kurangnya kecepatan
Meskipun Toyota mendominasi peringkat ketiga, saudaranya, Hyundai, malah menunjukkan perlambatan yang cukup signifikan. Tim merasa bingung dengan keterlambatannya dan sulit memahami alasan di balik ketertinggalan mereka dari kompetitor Korea Selatan itu.
Adrien Fourmaux
muncul sebagai yang terunggul untuk Hyundai pada peringkat keempat (+34,2 detik).
Ott Tanak
yang menempati posisi ketujuh dengan selisih waktu +42,9 detik
Thierry Neuville
Berada di urutan ketujuh, (+45,4 detik), sepertinya terkejut dengan tantangan yang dialami dalam mencapai kecepatan menggunakan mobil 2025 i20 N Rally1 tersebut.
upgrade
.
“Kami mengalami
understeer
“, mobil itu hilang semua hingga Anda tak mampu bergerak kencang dan juga tidak dapat menyerang,” ungkap juara bertahan, Neuville, yang sudah memperlihatkan kelajuan kendaraannya saat tes untuk Reli Sierra Morena di jalanan aspal awal bulan ini.
Thierry Neuville, Martijn Wydaeghe dari tim Hyundai World Rally Team yang menggunakan mobil Hyundai i20 N Rally1
Foto oleh: Red Bull Content Pool
Saat ini saya merasa ragu tentang pengetahuan saya mengenai solusi masalah tersebut, dan sepertinya tak ada yang yakin dengan jawabannya. Jadi, saya berusaha agar tetap tenang. Meskipun begitu, hal ini bukanlah sesuatu yang mengejutkan; namun tantangan kali ini terbilang lebih berat dibanding sebelum-sebelumnya.
Rekan sepadannya, Tanak, menyampaikan bahwa
understeer
adalah pusat permasalahan yang dihadapinya, karena mobilnya bekerja terlalu ekstra pada bagian ban depan.
“Sudah diketahui asal-usul permasalahan tersebut, namun mengapa hal ini timbul dengan kekuatan besar pada rangka kendaraan yang sudah di-“,
upgrade
“Bandingkan dengan mobil sebelumnya, masih sulit untuk dijelaskan,” ujar sang juara dunia 2019.
Berdasarkan perkiraan waktu, kami masih memiliki jarak yang lumayan untuk mencapai solusinya. Hal ini agak membingungkan mengingat dua pekan sebelumnya tes di wilayah selatan Spanyol berlangsung sangat baik,” ungkap Direktur Teknis Hyundai, François-Xavier Demaison. “Kami melakukan beberapa perubahan dan sepertinya kami menjadi terlalu optimistis pasca reli tersebut. Beberapa hal ternyata tidak berfungsi serupa disini.
Baca Juga:
Hankook Dikritik Karena Terlalu Banyak Masalah pada Ajang WRC Safari
Sebastien Ogier akan berpartisipasi dalam balapan WRC di Pulau Canary