PR GARUT
– Sebanyak 1 tahun dia tak mampu mengekspos produk batik unggulannya ke pasaran. Dia merasa usaha tersebut berakhir tanpa hasil lantaran batik yang dihasilkan ternyata tak sejalan dengan ekspektasinya.
Ingin menghasilkan warna merah menjadi cokelat, dan ingin mendapatkan warna hijau yang akan menampilkan undertone kuning. Karena itu, dia tidak dapat memasarkan produk batiknya selama satu tahun saat melewati proses kreatif pembuatan batik tersebut.
Seperti dikatakan oleh Elin Herlina (51), perajin dan pelaku bisnis batik daun, yang telah memulai mendesain pola batik sejak tahun 2018 karena melihat potensi bisnis ini sangat baik, pada hari Selasa, tanggal 29 April 2025.
Dia mengatakan, setelah melakukan pengujian dan menciptakan karya seni selama 1 tahun penuh, pada akhirnya berhasil menemukan karakteristik tertentu dan mempelajari cara pembuatan batik menggunakan bahan alami yang dapat dipasarkan.
Produksi batik dahon dari kreasi mereka dibuat dan langsung dijual di rumah mereka yang berada di Kampung Balengbeng RT 01, RW 01, Desa Margacinta, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Menurutnya, dia mulai terjun ke dunia bisnis dan menjadi pembuat batik setelah berpartisipasi dalam dan menyaksikan pameran batik di Yogyakarta secara langsung. Dia mengatakan bahwa minatnya muncul kemudian dia pun belajar dan mengeksplorasi lebih jauh tentang pengetahuan serta bahan-bahan yang digunakan untuk membuat batik tersebut.
Saat berjalannya waktu dan semakin lama mempraktikkan ilmunya pada kain untuk menciptakan batik, akhirnya dia menemukan bahannya dari pohon dahon.
Oleh karena itu, muncul ide untuk membentuk perusahaan pembuatan batik yang menggunakan bahan dasar alami yaitu Eco-print Batik Dahon.
”
“Bahan dasar yang dipakai dalam pembuatan warna batik menggunakan tinta alami dari tanaman tapas buah dahon. Buah dahon ini biasa disebut juga dengan nama buah nipah,” jelasnya.
Diketahui bahwa buah daun mempunyai cita rasa dan struktur yang serupa dengan buah kolang-kaling. Buah daun terkenal karena rasanya yang manis dan menyegarkan, serta memiliki tekstur yang kenyal.
Di samping itu, hal ini juga menyediakan berbagai manfaat bagi kesehatan, termasuk memperkuat sistem imun, menjaga kesejahteraan saluran cerna, mengoptimalkan fungsi paru-paru, serta menambah stamina.
Daun juga memiliki zat antosianin dan vitamin A yang bagus bagi penglihatan. Dia menambahkan, “Tinta daun dapat digunakan sebagai pewarna alami dalam pembuatan batik.”
Kekhasan dari batik dahon ini, sebut Elin, tidak hanya pada pewarnanya yang dibuat dari tinta daun tetapi juga bahan utamanya seperti kain katun primisima dan sutera. Selain itu, alat tenun non-mesin atau ATBM dengan kerangka kulit serta katun bambu digunakan dalam proses pembuatannya.
”
Menurutnya, Pangandaran menyimpan begitu banyak potensi. Dia mengatakan telah meneliti hal ini selama setahun dan pernah merasa pesimis sebab belum berhasil memasarkan produk tersebut, disebabkan kurangnya kepercayaan diri.
Namun, satu tahun setelah terjun ke dunia batik dahon, karyanya dipilih untuk ditampilkan dalam sebuah pameran dan penjualan produk. Acara tersebut dihadiri oleh Bupati.
“Saya diberitahu bahwa karyaku yang berupa batik dahon mendapatkan penghargaan dari Bupati,” katanya.
”
Alhamdulillah, Bank Indonesia Tasikmalaya telah mendukung batik Dahon sejak tahun 2020 dan sampai sekarang mereka tetap berpartisipasi dalam setiap acara yang melibatkan perajin serta urusan ekonomi atau pameran mode. Karena itu, batik Dahon kini mulai memperoleh pangsa pasarnya,” ujarnya.
”
Peranan Bank Indonesia di Tasikmalaya telah menyentuh hati saya, karena sebelumnya saya nyaris menyerah, namun kini mendapat kesempatan baru untuk mengembangkan bisnis,” lanjut wanita berdua anak tersebut menerangkan.
Dia menambahkan bahwa melalui pendampingan dari BI, ia memperoleh peluang untuk mengembangkan pasarnya dalam bidang batik dahon. Di samping itu, produk tersebut juga mulai merambah ke pasar di hotel-hotel bermerek di Pangandaran serta sampai ke pasar mancanegara.
”
“Saya ingin mendirikan galeri khusus untuk Ecoprint Batik Dahon di Kabupaten Pangandaran,” jelasnya.
Dia juga menyebutkan bahwa di tempat produksi mereka saat ini sedang mengerjakan pola batik melalui metode batik kukus. Teknik pembuatan batik dengan cara dikukus menggunakan bahan dasar dari dedaunan yang ditanam di pekarangan rumah seperti daun suren, daun teh tehan, daun sobsis, serta daun kedongdong.
Pembuatan batik dengan pola kukus dimulai dari penyiapan bahan dasar dan dedaunan yang bakal digunakan sebagai corak. Setelah itu, dedaunan tersebut disusun rapih lalu ditempel pada kain yang nantinya menjadi hasil batik. Proses ini berlangsung selama seminggu.
Selanjutnya, semuanya dikencangi menggunakan lakban sampai tahap penguapan dimulai. Proses penguapan ini memerlukan durasi sekitar dua jam.
”
Harga batik Dahon sangat beragam, dimulai dari harga Rp400 ribu yang dibuat dari kain katun primisima hingga mencapai Rp500 ribu jika menggunakan sutra. Puji Tuhan, penjualan produk ini telah menyebar ke seluruh wilayah Indonesia bahkan merambah pasar internasional seperti Belanda, Paris, serta Korea Selatan,” ungkapnya.
Bahan primisima merupakan jenis kain katun premium yang umumnya dipakai dalam pembuatan batik tulis. Kain ini populer karena memiliki kelembutan, keshalusan, serta sifat menyejukkan ketika digunakan.