- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
agriculture, government, indonesia, news, politicsagriculture, government, indonesia, news, politics - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
15
lowongankerja.asia.CO.ID, BALI – WamenPertanahan, Sudaryono menyatakan bahwa sesuai dengan catatan BPS pada bulan April tahun 2025, hasil panen padi di seluruh nusantara mencapai angka 13,9 juta ton, sedangkan penggunaan beras lokal ditemukan mendekati kisaran 10,37 juta ton. Ini membuktikan adanya kelebihan pasokan yang dapat memastikan ketahanan makanan dalam negeri.
Wamentan menyebutkan bahwa dengan adanya program irigasi berupa sistem pompansi dan pipa, para petani dapat melakukan penanaman hingga dua sampai tiga kali dalam satu tahun. Program ini telah mengairi sekitar 2 juta hektar tanah, sehingga secara signifikan meningkatkan hasil panen pertanian.
“Indeks penanaman kami telah meningkat. Hal ini mengindikasikan bahwa produktivitas lahan pun ikut bertambah. Tanam satu kali dalam setahun sekarang dapat dilakukan hingga dua sampai tiga kali. Prestasi yang sangat memukau,” ujar Sudaryono pada suatu kegiatan di Bali, seperti tercantum dalam pernyataan resmi Departemen Pertanian, dan dirilis Jumat tanggal 25 April 2025.
Melalui kenaikan produktivitas ini, Indonesia menjadi lebih yakin dalam mewujudkan ketahanan pangan beras sendiri. Terlebih lagi, Perum Bulog sudah mengumpulkan sebanyak 1,4 juta ton gabah dari tujuan awalnya yang 2 juta ton di bulan April tahun 2025. Bila sasaran itu berhasil dicapai, negara kita akan dapat mandiri tanpa harus melakukan impor beras.
Bukan hanya itu saja, Perum Bulog pun ditugasi untuk memelihara kelancaran suplai serta produksi beras mengingat beberapa negara sedang dalam masalah seperti Jepang, Filipina, dan Malaysia. Menteri Pertanian Sudaryono juga menyatakan bahwa Indonesia tak sekadar mementingkan keamanan pangan nasionalnya sendiri, melainkan bersedia ikut membantu menciptakan stabilitas pangan dunia.
“Sebagai Wakil Menteri, jelas bahwa prioritas utama saya adalah rakyat kita. Namun, kami juga berniat membantu menyediakan pangan bagi dunia,” kata Sudaryono yang menjabat pula sebagai Ketua Dewan Pengawas Bulog tersebut.
Sebaliknya, Wementan menggarisbawahi kepentingan pupuk untuk memelihara ketersediaan makanan secara global. Apalagi menghadapi berbagai hambatan besar yang disebabkan oleh perubahan iklim serta peningkatan jumlah penduduk dunia.
Dia yang dikenal dengan panggilan Mas Dar tersebut menekankan bahwa pupuk bukan hanya komponen sebagai masukan dalam pertanian, tetapi merupakan faktor penting bagi tercapainya hasil panen maksimal. Dia menjelaskan, “Pupuk adalah fondasi dari ketersediaan makanan. Tanpa adanya pupuk, meskipun memiliki bibit dan air, masih belum cukup untuk mendapatkan hasil produksi yang ideal.”
Sudaryono membagikan cerita personalnya ketika baru saja menjadi Wakil Menteri Pertanian. Dia menyertakan nomornya di aplikasi WhatsApp untuk petani-petani tersebut dan mendapat lebih dari 20.000 pesan dalam semalam dengan berbagai keluhan serta aspirasi mereka. Isu utama yang sering disebutkan adalah tentang penyaluran pupuk bersubsidi bagi para petani.
“Dalam pesan-pesannya tersebut, ia mengidentifikasi empat masalah besar: ketersediaan bibit berkualitas yang terbatas, kekurangan air dan sistem irigasi, prosedur pendistribusian pupuk yang kompleks, serta penurunan harga pada masa panen,” jelasnya.
Wamentan menyatakan bahwa persoalan penyaluran pupuk merupakan prioritas utama. Sebelumnya, proses penyerapan pupuk bersubsidi dihadapkan pada hambatan berupa birokrasi yang rumit, dengan melewati setidaknya 145 ketentuan yang mencakup 41 Undang-Undang, 23 Peraturan Pemerintah, 6 Keputusan Presiden, serta melibatkan sebanyak 11 Kementerian atau instansi lainnya.
Sebagai akibatnya, pupuk kerap sampai ke tangan para petani setelah musim tanam dimulai, bukannya sebelumnya, hal ini malah membatasi produktivitas. Untuk menyelesaikan permasalahan itu, Presiden Prabowo Subianto menerapkan perubahan dengan merampingkan proses pendistribusian pupuk menjadi melibatkan hanya tiga entitas: Departemen Pertanian, PT Perusahaan Pengelola Pupuk Indonesia (Persero) atau PIHC, serta petani langsung.
“Hasilnya sungguh menggembirakan, pendistribusian menjadi lebih cepat dan akurat, para petani pun mulai beraktivitas lagi dalam penanaman, penggunaan pupuk naik, serta produksi pangan nasional mencapai rekor tertinggi sejak kemerdekaan Indonesia,” jelas Wamentan.
Dia juga meminta kerja sama antar semua negara serta perusahaan demi menjaga kelancaran pasokan bahan baku pupuk dan mendorong pengembangan teknologi pupuk yang lebih berkelanjutan bagi lingkungan. “Indonesia bersedia bekerjasama dengan setiap pihak tanpa batasan, baik itu dari negara manapun. Kerjasama internasional merupakan jalan menuju masa depan pertanian global,” tegas Sudaryono.
Wamentan menginformasikan bahwa Kementerian Pertanian telah siap untuk melakukan dialog serta membuka peluang kerjasama langsung bersama para peserta. “Apabila terdapat masalah tertentu yang hendak dibahas, saya siap mendengarkan,” imbuhnya. Menurut Sudaryono dalam penutup pidatonya, “Mari menjadikan acara kali ini sebagai titik permulaan bagi kolaborasi efektif demi masa depan pertanian global yang lebih lestari.”