- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
business, economics, finance news, investing, investing newsbusiness, economics, finance news, investing, investing news - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
15
lowongankerja.asia,
JAKARTA — Freeport-McMoRan Inc (FCZ) melaporkan pengeluaran modal untuk PT
Freeport
Indonesia (PTFI) menyentuh angka US$800 juta atau kurang lebih Rp13,46 triliun (dengan asumsi nilai tukar uang Rp16.834) di semester I tahun 2025.
Secara detail, total pengeluaran tersebut mencakup US$600 juta untuk proyek
pertambangan
Besar. Untuk sementara, dana sebanyak US$200 juta dialokasikan untuk membangun pabrik pengolahan baru serta fasilitas pengepakan logam mulia (LM).
Sementara itu, pengeluaran FCX keseluruhan mencapai US$1,2 miliar atau kira-kira Rp20,19 triliun.
Kathleen Quirk, Presiden sekaligus CEO dari FCX, menyampaikan bahwa mereka terus berhati-hati untuk meminimalkan biaya, meningkatkan efisiensi, serta secara teliti mengatur pengeluaran operasional,administratif, dan modal di tengah kondisi ekonomi global yang tak pasti tersebut.
“Freeport berada pada posisi yang kuat menuju masa depan dengan kapabilitas produksi tembaga, emas, dan molibdenum secara massif,” ungkap Quirk lewat pernyataan formalnya, Jumat (25/4/2025).
Menurut perkiraannya, investasi modal bakal meraih kisaran US$5 miliar atau kurang lebih senilai dengan Rp84,12 triliun sepanjang tahun ini. Dana tersebut meliputi jumlah US$2,8 miliar yang dialokasikan ke dalam projek tambang skala besar serta dana US$600 juta untuk mendanai infrastruktur pengolahan downstream PT Freeport Indonesia.
Arus kas operasional mencapai angka US$1,1 miliar, yang telah diperkurangi dengan $0,3 miliar untuk modal kerja serta keperluan lainnya di kuartal awal tahun 2025.
Arus kas operasional diproyeksikan akan mencapai kisaran US$7,0 miliar pada tahun 2025. Termasuk di dalamnya adalah US$200 juta berasal dari modal kerja serta sumber daya tambahan lainnya, sesuai dengan target volume penjualan dan perkiraan biaya yang ada saat ini.
Sebaliknya, jumlah hutang yang disatukan mencapai US$9,4 miliar atau sekitar Rp158,13 triliun per tanggal 31 Maret 2025. Di saat yang sama, uang tunai dan ekivalen cash yang telah disatukan berjumlah US$4,4 miliar.
Sementara itu, utang bersihnya sebesar US$1,5 miliar. Nilai ini belum memasukkan utang senilai US$3,2 miliar yang diperuntukan untuk fasilitas pengolahan hilir baru milik PTFI hingga tanggal 31 Maret 2025.