- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
diplomacy and diplomats, international relations, news, politics, politics and governmentdiplomacy and diplomats, international relations, news, politics, politics and government - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
12
PIKIRAN RAKYAT
– Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengklaim bahwa diskusi perdagangan antara AS dan China tetap dalam proses, walaupun pihak China telah menyangkal adanya perundingan yang intensif sebelumnya.
“Mereka telah menyelenggarakan rapat di pagi hari ini… Siapa pun ‘mereka’ tidak relevan. Mungkin nantinya kita akan memberikan informasi lebih lanjut tentang hal itu, tetapi yang jelas mereka sudah bermeeting pada pagi tadi, sementara kita saat ini tengah menjalin diskusi dengan pihak Cina,” papar Trump pada Hari Kamis, tanggal 25 April 2025, dalam zona waktu lokal.
Klaim Trump ini datang setelah juru bicara Kementerian Perdagangan China, He Yadong, menyatakan hal yang berlawanan.
“Saat ini memang tak terdapat adanya negosiasi ekonomi maupun dagang diantara China dan Amerika Serikat,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan bahwa semua klaim terkait kemajuan dalam pembicaraan bilateral sebaiknya diabaikan.
“Apabila AS sungguh-sungguh berkeinginan untuk mengatasi permasalahan ini… maka mereka harus mencabut segala bentuk tindakan unilateril yang ditujukan kepada China,” ungkap He pada kesempatan konferensi pers tersebut.
Keterangan tersebut dari Kementerian Perdagangan sesuai dengan pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, yang menambahkan pula bahwa tidak terdapat diskusi perdagangan aktif saat ini.
Ke dua perwakilan itu menegaskan bahwa China siap untuk melakukan dialog apabila dianggap sejajar atau sama derajatnya.
Minggu ini, Trump dan Menteri Keuangan AS Scott Bessent menunjukkan bahwa kemungkinan konflik dengan China bisa berkurang.
Akan tetapi, tindakan administrasi Trump sebelumnya malah menimbulkan tensi, dengan mengimplementasikan tarif tambahan mencapai 145% untuk produk-produk dari Cina.
Beijing juga mengenakan tarif balasan serta membatasi ekspor mineral-mineral vital ke Amerika Serikat.
China Siapkan Rencana Darurat Menghadapi Perang Dagang
China sudah memperingatkan bahwa mereka akan menanggapi negara-negara yang menyusun perjanjian dengan Amerika Serikat bila hal itu dinilai merugikan kepentingan Beijing.
Dalam keraguan yang ada, sejumlah lembaga keuangan besar di Wall Street juga mengurangi perkiraan pertumbuhan ekonomi China karena dampak dari tariff dan tensi perdagangan.
Kementerian Perdagangan China menyebut bahwa mereka sedang mendukung pengusaha mentransfer produk ekspornya menuju pasar dalam negeri sebagai tindakan preventif.
Presiden Xi Jinping juga pernah sebelumnya menuntut pemerintah untuk merancang sebuah strategi tanggap cepat yang bertujuan menghadapi imbas finansial akibat perselisihan perdagangan. Di samping itu, hal ini dilakukan dengan tujuan memperkokoh sinergi di antara kebijakan ekonomi domestik serta hubungan diplomatik ekonomi secara global.