- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
bitcoin, economics, financial markets, money, newsbitcoin, economics, financial markets, money, news - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
14
lowongankerja.asia
– Harga Bitcoin (BTC) tetap menunjukkan kekuatan dengan bergerak stabil di sekitar USD 93.531 atau kurang lebih Rp 1,53 miliar (dengan kurs Rp 16.400/USD), pada hari Kamis (25/4).
Di sisi lain, harga emas semakin meningkat dan JP Morgan, sebuah bank investasi, mengantisipasi bahwa harganya dapat mencapai US$ 4.000 per troiunce atau kira-kira Rp 65,6 juta per troiunce pada tahun mendatang.
Keadaan ini mengindikasikan peningkatan intensitas persaingan di antara kedua jenis aset yang umum dikenal sebagai tempat perlindungan investasi—lokasi aman untuk para pemodal ketika pasar dipengaruhi oleh ketidaktentuan.
Bitcoin Konsolidasi Dekat Puncak Bitcoin saat ini mengalami fase konsolidasi, bergerak dalam rentang sempit USD 91.696 hingga USD 94.212 dalam 24 jam terakhir.
Peningkatan mingguan sebesar 10,47%, mengindikasikan bahwa trend positif tetap bertahan walaupun ada penurunan signifikan dalam volume perdagangan harian sebanyak 41% hingga mencapai USD 31,82 miliar atau kira-kira Rp 521 triliun.
Kapitalisasi pasar Bitcoin saat ini telah mencapai USD 1,85 triliun (setara dengan sekitar Rp 30.340 triliun). Dominasinya turun tipis hingga 64,32%. Hal ini mengindikasikan peningkatan minat pada altcoin walaupun Bitcoin masih mendominasi pasarnya dalam industri cryptocurrency.
Di sisi lain, ketertarikan di pasar derivatif pun nampak dengan peningkatan 0,66 persen pada jumlah pembukaan minat untuk kontrak berjangka Bitcoin, mengindikasikan adanya posisi yang optimis bahwa harga dapat merangkak naik lebih lanjut.
Rugi akibat likuidasi juga kecil sekali, yaitu hanya USD 1,57 juta, dengan sebagian besar kerugian terjadi pada posisi jual (short) senilai USD 1,55 juta—ini menunjukkan indikator yang kuat bahwa sentimen bullish tetap mendominasi pasar saat ini.
Emas Terus Bertahan Di tengah Ketenangan Pasar Meski demikian, fokus para investor pun melirik kembali kepada logam mulia ini. Setelah sempat menyentuh puncak sebesar USD 3.500 tiap troy ons, harganya tetap berada di angka lebih dari USD 3.300 dan masih menerima dukungan akibat ketidakstabilan dunia internasional seperti bea masuk yang dikenakan oleh Presiden AS Donald Trump serta goncangan dalam bidang ekonomi negerinya tersebut.
Berdasarkan laporan dari JP Morgan, nilai emas dapat naik hingga USD 3.675 di akhir tahun 2025 dan melebihi USD 4.000 (setara dengan Rp 65,6 juta) pada pertengahan tahun 2026. Sebaliknya, perkiraan untuk Bitcoin juga tidak kalah ambisius. Diperkirakan akan meroket ke level USD 200.000 (kira-kira setara dengan Rp 3,28 miliar) menjelang penghujung tahun ini.
Bitcoin vs Emas: Teman atau Musuh?
Walau sering kali disamakan, statistik dari Newhedge mengindikasikan bahwa hubungan antara Bitcoin dengan emas sekarang mencapai skor 0,49, yang sudah cukup signifikan bagi dua instrumen investasi yang dahulu dipandang berasal dari ranah yang sangat berbeda. Meski demikian, pada kondisi ekonomi global yang tidak pasti tersebut, para ahli memperkirakan bahwa hubungan ini cenderung menjadi lebih kuat lagi.
Bitcoin, yang dahulunya dikenal sebagai mata uang digital, sekarang bertingkah seperti emas versi digital—dibutuhkan sebagai tempat penyetoran nilai ketika jenis aset lain mengalaminya goncangan. Lebih lanjut lagi, cryptocurrency tersebut memperlihatkan petunjuk bahwa ia sedang melepaskan diri dari hubungan dengan bursa efek (proses decoupling), serta semakin mencuat menjadi bentuk perlindungan kekayaan independen.
Pertandingan Safe Haven Terus Berlangsung Persaingan antara Bitcoin dan emas sepertinya masih akan bertahan lama. Apabila tekanan geopolitik, inflasi, serta ketidaktentuan kebijakan moneter tetap berkelanjutan, kedua aset ini dapat bersaing untuk mendapatkan aliran investasi global.
Meskipun demikian, pada saat ini, emas tetap menduduki posisi teratas, sedangkan Bitcoin masih menantikan kesempatan untuk melambung lebih tinggi.