- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
culture, psychology, psychology of everyday life, self care, social issuesculture, psychology, psychology of everyday life, self care, social issues - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
12
lowongankerja.asia
– Ketika bertemu dengan seseorang yang menguasai obrolan, kita cenderung langsung menilainya sebagai individu yang sangat egois. Sedangkan ketika bertemu dengan orang yang senantiasa memindahkan fokus diskusi ke arah dirinya sendiri, bisa jadi hal ini mencerminkan kurangnya pengetahuan tentang diri mereka sendiri.
Sebenarnya, sebagian orang lebih fokus pada kepentingan pribadi mereka saat berdiskusi daripada yang lainnya. Walaupun tak selalu sederhana untuk mengenali hal tersebut, individu-individu itu umumnya memperlihatkan tindakan-tindakan khusus.
Menurut laporan dari Geediting, berikut ini adalah delapan tindakan orang-orang yang cenderung hanya membicarakan diri mereka sendiri saat berbincang.
1. Secara berkelanjutan memindahkan topik pembicaraan kepada dirinya sendiri
Berbincang bisa jadi seperti sebuah tari yang membangkitkan semangat, yaitu penukaran gagasan dan cerita yang menghibur. Mereka yang cenderung membicarakan diri mereka sendiri di setiap pembicaraan memiliki bakat istimewa untuk terus menuntun obrolan kembali kepada pengalaman, opini, serta lelucon mereka masing-masing.
Seperti mereka sedang tampil seorang diri dalam sebuah duet. Apakah itu pencapaian baru mereka, novel bagus yang sudah dibaca, atau sekadar pemikiran liar yang mengambang di kepala mereka, keduanya selalu berhasil menjadikan topik tersebut sebagai cerminan dari diri mereka sendiri.
Ini tak selalu disebabkan oleh rasa cemburu atau sombong. Bisa jadi mereka kurang sadar akan hal itu, atau mungkin mereka yakin bahwa membagikan kisah hidup merupakan metode optimal untuk bersosialisasi.
2. Terkadang mengabaikan sinyal sosial
Di lingkungan dialog terdapat sebuah etika dalam pemberian dan penerimaan yang halus. Akan tetapi, sebagian individu belum mengenali kode sosial bahwa saat ini bukanlah giliran mereka untuk bicara. Mereka tak sadar kalau sudah dengan cepat menyerobot narasi orang lain dan membuatnya menjadi kisah milik mereka sendiri.
Saat seseorang selalu membicarakan dirinya sendiri di setiap obrolan, biasanya mereka tak memperdulikan petunjuk sosial tersebut. Mereka bisa saja gagal melihat indikasi halus kalau orang lain sebenarnya kurang tertarik atau waktunya sudah berganti ke yang lain sebagai fokus pembicaraan.
Ini bisa menghasilkan percakapan satu arah dan mungkin memunculkan perasaan frustasi di kalangan kawannya yang sebaya.
3. Lebih cenderung memimpin kisah Anda
Salah satu aspek komunikasi yang menarik ialah dorongan alami manusia untuk bertukar cerita dan pengalamannya. Ini umumnya diwujudkan lewat menceritakan kisah atau peristiwa sejenis kepada orang lain.
Namun, orang-orang yang lebih sering membicarakan diri mereka sendiri dalam obrolan cenderung melangkah lebih jauh. Mereka tak cuma bercerita, tetapi juga mendominasi pembicaraan.
Apabila Anda sudah naik bukit, mereka sudah memanjat gunung. Apabila Anda sudah membaca sebuah buku yang menghiburkan, mereka telah menciptakannya. Keinginan selalu untuk tampil berbeda bisa membuat lelah bagi orang lain di sekeliling.
Menggambarkannya lebih lanjut, tingkah laku tersebut berkaitan erat dengan aspek psikologi bernama ‘teori perbandingan sosial’. Menurut teori ini, individu mengukur martabat serta harga diri mereka sendiri melalui pembandingan diri terhadap orang-orang di sekitarnya.
4. Tidak banyak menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan diri Anda
Dialog tersebut mirip dengan permainan tenis di mana Anda mengayunkan raket terlebih dahulu, kemudian lawan meresponsnya. Ini merupakan tukar-menukar ide, emosi, serta cerita bersama-sama. Akan tetapi, individu yang cenderung membicarakan lebih banyak soal dirinya sendiri kerap kali melupakan balasan pelayangan mereka.
Kamu pasti pernah mengamati bahwa mereka hampir tak pernah menanyakan hal-hal seputar hidupmu, petualanganmu, ataupun pandanganmu. Bahkan bisa jadi mereka nggak sadar kalau sedang melakukan ini. Kebiasaan bicara soal dirinya sendiri membuat mereka luput dari pemahaman bahwa interaksi harusnya bersifat saling berbagi.
5. Terlalu sering menginterupsi oranglain
Salah satu tanda utama bahwa seseorang cenderung membicarakan dirinya sendiri adalah ketika mereka sering kali memotong pembicaraan orang lain. Kebiasaan ini membuat mereka selalu menginterupsi agar bisa menceritakan pemikirannya, pandangan pribadi, ataupun pengalaman yang berkaitan dengan subjek diskusi tersebut.
Hal tersebut bukan saja menjengkelkan, tetapi juga menjadi indikator jelas bahwa dia cenderung lebih fokus pada pemaparan diri sendiri dibandingkan dengan pendengaran orang lain. Seseorang mungkin memotong percakapan karena antusiasme atau hasrat untuk ikut serta dalam perbincangan.
Tetapi, apabila pola ini konsisten, umumnya mengindikasikan bahwa individu tersebut cenderung lebih berfokus pada ceritanya sendiri dibandingkan dengan diskusi bersama-sama.
6. Bisa jadi pendengar yang baik
Mungkin ini kelihatan seperti paradoks, tapi individu yang senang membicarakan diri mereka sendiri kadang-kadang dapat menjadi pendengar yang efektif. Yang dimaksud di sini adalah bahwa mereka biasanya memperhatikan dengan tujuan merespons, bukannya hanya untuk mencerna informasi.
Mereka mendengarkan cerita, pemikiran, serta pengalaman Anda namun dari perspektif mereka masing-masing. Ketika Anda menyampaikan sesuatu, mereka langsung merenungi cara hubungan antara yang Anda sampaikan tersebut dengan diri mereka sendiri atau bagaimana bisa menjadikannya alasan untuk membawa obrolan kembali kepada topik kesukaan mereka yakni diri mereka sendiri.
7. Jarang mengakui masukan
Pada dialog yang adil, pemikiran serta sudut pandangan Anda diperhitungkan dan dipandang penting. Akan tetapi, apabila ada individu yang selalu condong ke arah diri sendiri, biasanya mereka cenderung tidak memperdulikan kontribusi pihak lain.
Kamu mungkin menyampaikan komentar yang penuh dengan pemahaman mendalam atau sudut pandang yang matang, tetapi sebaliknya dari mengakui hal itu, orang tersebut mungkin melewatkannya tanpa perhatian dan kemudian melanjutkan ceritanya.
Bisa jadi mereka tak berniat demikian, atau malah terlalu tenggelam dalam kehidupan pribadi mereka hingga enggan mengenali peranan orang lain.
8. Tanpa sadar sedang melakukan hal itu
Hal paling penting dalam memahami individu yang kerap membicarakan dirinya sendiri bisa jadi adalah mereka mungkin tak sadar sedang melakukan itu.
Tingkah laku tersebut bisa dipengaruhi oleh beberapa hal misalkan saja karena sifat dasar mereka yang sudah lebih terbuka dalam berkomunikasi, atau jangan-jangan mereka menggunakannya sebagai metode untuk menyusun kembali pemikirannya.