- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
disasters, incident, natural disasters, news, sciencedisasters, incident, natural disasters, news, science - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
7
lowongankerja.asia
,
Lumajang
–
Gunung Semeru
Di Lumajang, Jawa Timur, telah terjadi enam kali erupsinya mulai dari dini hari sampai siang tanggal 17 April 2025. Tinggi kolom semburan vulkaniknya mencapai kira-kira seribu meter di atas puncak gunung tersebut. Kolom ini dapat diamati dengan jelas.
abu vulkanik
Dengan kedalaman tersebut direkam selama letusan atau erupsi yang terjadi pada pukul 09.17 WIB.
“Warna kolom abu yang tercatat adalah dari putih sampai kelabu dengan ketebalan cenderung lebih pekat menuju bagian Timur dan Tenggara,” demikian dilaporkan oleh Sigit Rian Alfian, petugas Pos Pengawasan Gunung Berapi (PGA) Gunung Semaru yang bertempat di Gunung Sawir, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, melalui laporannya secara tertulis pada hari Kamis sore.
Sigit menyampaikan bahwa adanya erupsinya gunung dideteksi oleh seismograf dengan tingkat amplitudo tertinggi mencapai 22 milimeter dan berlangsung selama kira-kira 1 menit 57 detik. Berdasarkan catatan dari observasi getaran gempa untuk Gunung Semeru pada hari terakhir hingga dini hari Kamis, telah dicatat ada 61 insiden gelombang eruptional atau erupsi yang memiliki rentang amplitudo antara 10 sampai 22 millimeter serta bertahan antara 51 sampai 154 detik. Selain itu juga disebutkan terdapat sembilan peristiwa gelembungan air panas dengan level amplitudo berkisar antara 3 sampai 8 millimeter, sementara lamanya masing-masing peristiwa tersebut adalah 27 sampai 64 detik.
Di samping itu terjadi satu gempa harmonik dengan amplitudonya sebesar 8 milimeter, serta durasi dari guncangan tersebut adalah 134 detik.
Juga terjadi 3 kali guncangan vulkanik dengan amplitudo antara 4 sampai 25 milimeter, jarak S-P sekitar 2 hingga 3 detik, serta durasi getaran selama 15 hingga 22 detik.
Status Gunung Semaru saat ini ditempatkan pada Tingkat II (Waspada), yaitu setingkat lebih tinggi dari Normal. Ada dua level lagi yang lebih kritis yakni Siaga dan Awas.
Di tingkat Waspada, terdapat beberapa pedoman yang harus dipatuhi oleh warga dan juga tamu maupun pelancong, yaitu dengan menghindari segala bentuk kegiatan di wilayah tenggara berikut Besuk Kobokan hingga jarak delapan kilometer dari titik tertinggi (sumber letusan).
Di area melebihi jarak itu, warga tidak menjalankan kegiatan apapun selama 500 meter dari pinggir Sungai Besuk Kobokan secara keseluruhan, karena ada potensi ancaman penyebaran awan panas serta arus lumpur hingga mencapai 13 kilometer dari puncak gunung. Sementara itu, kepada warga maupun tamu yang datang dianjurkan untuk menghindari zona dengan radius 3 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru dikarenakan risiko adanya lempengan batu yang dilepaskan (pijar).
Di samping itu, warga setempat dan para wisatawan harus tetap waspada terhadap ancaman awan panas, aliran lava, serta lahar yang bisa mengalir melalui jalur sungai atau lembah-lembah yang bermuara di kawasan puncak Gunung Semeru, terutama daerah sekitar Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat beserta dengan kemungkinan adanya aliran lumpur dingin di beberapa sungai kecil yang menjadi cabang dari Besuk Kobokan.