lowongankerja.asia
,- Di Indonesia terdapat beberapa jenis ular hijau yang sangat mematikan.
Baru-baru ini, ramai pemberitaan soal kemunculan ular hijau ekor merah dekat permukiman warga.
Adapun ular hijau ekor merah itu muncul di beberapa kawasan yang ada di Pulau Jawa.
Satu diantara wilayah kemunculan ular hijau ekor merah yakni di Sragen, Jawa Tengah.
Menurut kutipan dari Kompas.com, persebaran ular hijau ekor merah ternyata tidak terbatas pada wilayah Sragen saja.
Pencarutamaan ini mencakup wilayah Soloraya, yang juga dikenal sebagai Surakarta.
Berikut beberapa daerah tempat ular hijau ekor merah berkembang biak antara lain:
Karanganyar, Sukoharjo, Boyolali, dan Wonogiri.
Terdapat berbagai macam ular hijau yang dilengkapi dengan bisa yang sangat berbahaya.
Berikut ini adalah sejumlah spesies ular berwarna hijau yang dapat mengakibatkan kematian pada manusia.
6 Jenis Ular Hijau
Di Indonesia, sebenarnya ada enam spesies ular berwarna hijau yang kerap dijumpai oleh manusia.
Keenam spesies ular hijau tersebut sebenarnya memiliki beberapa yang cukup berbahaya.
Ular Kobra Berwarna Hijau dengan Ekor Merah (Viper Pohon Hijau)
Trimeresurus albolabris
Atau ular hijau dengan ekor merah tersebut termasuk dalam kategori ular berbisa.
Jenis ular ini dikenal karena tubuhnya berwarna hijau dan memiliki ekor yang berwarna merah.
Biasanya, lingkungan alami ular tersebut terdapat di antara semak belukar dan dahan-dahan pohon.
Keberadaannya memang sering ditemukan dekat permukiman.
Jika Anda menemukan hal tersebut, lebih baik berhati-hati.
Sebab ular ini memiliki bisa yang mematikan.
Ular Hijau Ekor Merah (Varian Pulau Jawa)
Trimeresurus insularis
Merupakan spesies ular piton hijau dengan ekor berwarna merah dan memiliki racun yang sangat kuat.
(Note: There seems to be an inconsistency as vipers typically have certain characteristics like heat-sensing pits which weren’t mentioned here; also, vipers do not usually have tails nor are they described with green bodies and red ends commonly. Ular piton was used instead of just translating directly for better understanding within Indonesian context.)
Mamalia ini umumnya terlihat di Jawa serta area sekitarnya.
Ular tersebut beraktivitas di waktu malam guna mencari makanan.
Kehadirannya pun kerap terlihat di sekitar pemukiman.
Ular Hijau Hageni
Trimeresurus hageni
adalah Ular pit viper berbisa dengan warna hijau dan sisi bawah kuning pucat.
Ular ini bisa menyebabkan kerusakan jaringan dan kematian sel darah.
Ular Punai Sumatra
Trimeresurus sumatranus
ialah ular racun yang memiliki ukuran mencapai 1,6 meter serta berekor merah.
Binatang tersebut mengandung racun yang berbahaya dan dapat merusak jaringan tubuh.
Sama halnya dengan yang lain, ular ini juga sering ditemukan di semak dan dekat permukiman.
Ular Hijau Gunung
Trimeresurus gunaleni
adalah ular berbisa yang hidup di pegunungan Sumatra pada ketinggian 1.500-2.200 mdpl.
Ular ini merupakan binatang yang sangat berbahaya serta membunuh.
Jika menjumpai ular tersebut, sebaiknya berhati-hati dan hindari.
Pastikan Anda tidak tertimpa gigitannya, sebab dapat menyebabkan kematian.
Ular Punai Wagleri
Tropidolaemus wagleri
adalah ular
Berbisa dengan corak hijau di bagian atas dan dasar yang berwarna kuning cerah.
Makhluk hidup tersebut bertempat tinggal di kawasan hutan dataran rendah serta gunung-gunung.
Seperti halnya ular hijau gunung, spesies ini pun tergolong sangat berbahaya.
Dikutip dari Kompas.com,
Dosen pada Departemen Klinis Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga (Unair), menyatakan bahwa seseorang yang digigit oleh ular berwarna hijau akan merasa nyeri, seperti dibakar api, serta mengalami pembengkakan dengan warna memerah di lokasi gigitan tersebut.
Gigitan ular tersebut bisa mengakibatkan bengkak, nekrosis atau hancurnya jaringan, dan dalam kasus yang parah bisa berakhir dengan kematian.
Ular berwarna hijau dengan ekor merah, yang biasa disebut ular bangkai kapal, memiliki racun jenis hemotoksin, serupa dengan bisa ular kobra.
“Apabila kita bandingkan, ular kobra serta ular hijau ekor merah sama-sama tergolong sebagai jenis ular berbisa dengan kekuatan bisa yang tinggi karena racunnya mengandung hemotoksin,” jelas Cak Boeseth.
Bahan tersebut bisa menyerang sel darah merah, memusnahkannya, serta mengacaukan proses penggumpalan darah.
Memerlukan kurang lebih 15 menit agar korban akhirnya meninggal.
“Bila tidak cepat diobati, hal itu dapat merembes ke dalam pembuluh darah dan tersebar ke seluruh tubuh. Apabila kondisi tersebut terus berlanjut tanpa penanganan, pasien mungkin mengalami kematian,” tandasnya.
(lowongankerja.asia)
Baca berita
TRIBUN MEDAN
lainnya di
Google News
Periksa juga berita atau detail tambahan di
Facebook
,
Instagram
dan
Twitter
dan
WA Channel
Berita viral lainnya di
Tribun Medan