80 Peribahasa Jawa Kuno: Pelajaran Hidup dari Masa Lalu yang Masih Relevan Hari Ini

80 Peribahasa Jawa Kuno: Pelajaran Hidup dari Masa Lalu yang Masih Relevan Hari Ini

Pepatah Jawa kuno
merupakan elemen penting dalam warisan leluhur yang sarat dengan pengalaman hidup. Meskipun diciptakan pada masa lampau, isinya dan pesannya tetap relevan bagi kehidupan di era modern ini.

Berkat banyak peribahasa Jawa yang menekankan kepentingan kerja keras, kesetiaan, ketabahan, keterbukaan, serta keprihatinan pada sesama. Walaupun pendek dan mudah dimengerti, ungkapan-ungkapan tersebut memiliki makna mendalam dan dapat menjadi panduan bagi kita saat merasa bimbang atau di hadapkan dengan suatu tantangan.

Untuk menggerakkan semangat serta motivasi, ungkapan-ungkapan berikut dapat menarik emosi dan perasaan kita. Sebagai contoh, ada sebuah pepatah yang demikian:
“Ana dina, ana upa”
Artinya setiap upaya pasti memiliki balasan. Ungkapan tersebut dapat memberikan semangat supaya kita tak gampang berhenti.

Berikut ini sederet
peribahasa Jawa kuno mengenai hidup
yang mengandung makna mendalam.

Peribahasa Jawa Kuno Tentang Kehidupan

1.
Gupak pulut tidak mendapatkan makanan dengan cara itu.

Meskipun tidak turut merasakan manfaatnya, tetapi masih perlu menghadapi tantangannya.

2.
Ana dina, ana upa

Setiap upaya pasti akan menghasilkan buah di masa depan.

3.
Adhang-adhang tetese embun

Mengandalkan hal-hal yang sederhana dan tak terjamin, tapi tetap dilalui dengan ketenangan.

4.
Gliyak-gliyak tumindak, sareh pakoleh

Berkembang dengan lambat tetapi pasti akan menghasilkan buah di kemudian hari.

5.
Kena iwake saja sampai kelelahan badannya.

Raih tujuanmu tanpa merusak lingkungan atau mengganggu yang lain.

6.
Sepi ing pamrih, rame ing gawe

Berkerja ekstra tanpa menuntut balasan diri sendiri.

7.
Bibit, bebet, bobot

Mengevaluasi individu berdasarkan akar usia mereka, sejarah keluarga, tindakan, serta prestasi dalam kehidupan.

8.
Beda-beda pandumaning dumadi

Tiap entitas buatan-Nya mendapat karunia yang setimpal berdasarkan sifat aslinya masing-masing.

9.
Cakra manggilingan

Kehidupan selalu bergerak melingkar, ada kalanya kita di puncak dan ada juga saatnya kita merendah. Terus lakukan kebaikan dengan kerendahan hati tanpa memandang kondisi.

10.
Ana catur mungkur

hindari diskusi yang hanya menghasilkan pertikaian. prioritaskan penyelesaian masalah secara bijak.

11.
Betul sekali Kang Kuwasa memiliki dua warna, satu yang sesuai dengan kebenaran sang Pangeran dan satunya lagi yang tidak sesuai dengan kebenaran sang Pangeran.

Kebenaran dibagi menjadi dua jenis, yakni kebenaran yang sesuai dengan prinsip-prinsip Tuhan dan kebenaran yang bertolak belakang dengan-Nya. Kebenaran murni ialah yang selaras dengan arahan dari Tuhan.

12.
Anak polah bapa kepradah

Tindakan si anak dapat mempengaruhi reputasi kedua orangtuanya, entah itu dengan dampak yang bagus atau buruk.

13.
Crah agawe bubrah

Perselisihan hanya akan mengakibatkan kerusakan dan permusuhan.

14.
Dhuwur wekasane, endhek wiwitane

Hambatan di awal bisa mengarah kepada kegembiraan dan kemuliaan di penghujung.

15.
Dumadaning sira iku karena kebiasaan sang ayah dan ibu yang marah-marah.

Kehadiran kami adalah hasil dari orangtua kami. Oleh karena itu, pantas bagi kami untuk menghargai dan memuliakannya.

16.
Ngundhuh wohing pakerti

Tiap perbuatan tentu akan berakibat, positif ataupun negatif.

17.
Mikul dhuwur mendhem jero

Menjunjung tinggi kehormatan orang tua, serta menyimpan rapat kekurangannya.

18.
Sabar sareh mesthi bakal pikoleh

Melalui keterpahanan dan kedamaian, semua tujuan dapat diraih dengan hasil yang memuaskan.

19.
Rukun untuk tetap tenang, berantakan jika tidak rukun

Kebersamaan menghasilkan ketahanan, sementara perselisihan menyebabkan keruntuhan.

20.
Tuna sathak bathi sanak

Kehilangan sedikit hartanya tidak menjadi masalah apabila dapat mendapatkan saudara atau teman dekat yang sesungguhnya.

21.
Iro yudho wicaksono

Seorang pahlawan nyata akan memperjuangkan keadilan dengan bijak.

22.
Jaman iku owah gingsir

Semua hal di alam semesta ini senantiasa berkembang dan bergeser seiring perjalanan waktu.

23.
Kakehan gludhug, kurang udan

Berpikir terlalu banyak tetapi tindakan kurang, akan lebih baik berbicara sedikit dengan tindakan yang konkret dan jelas.

24.
Kaya banyu karo lenga

Sulit untuk berkumpul, sama seperti air dan minyak yang tidak dapat bercampur.

25.
Kebo nyusu gudel

Lansia yang menuntut pengetahuan atau berguru pada anak muda.

26.
Jika dia belum mengumumkan pernikahannya secara resmi, maka mungkin orang tersebut masih menyembunyikannya dari teman-temannya yang belum mengetahuinya.

Apabila kau masih bingung dengan diri sendiri, tanyakanlah kepada orang-orang yang sudah lebih dulu memiliki kebijaksanaan.

27.
Manunggaling kawula gusti

Penggabungan antara esensi manusia dan atribut-atribut ilahi membentuk ikatan rohani yang erat dengan Sang Pencipta.

28.
Manusia adalah posisi yang dijaga oleh Princesa.

Manusia dilengkapi dengan sejumlah ciri keagungan milik Tuhan di dalam diri mereka.

29.
Nabok nyilih tangan

Mengeksekusi tindak pidana sambil menggunakan pihak ketiga sehingga sulit diketahui sebagai tersangka utamanya.

30.
Ana dina, ana upa

Tiap usaha pasti akan menghasilkan buahnya.

31.
Becik ketitik, ala ketara

Tindakan positif ataupun negatif nantinya akan kelihatan sejalan berjalannya waktu.

32.
Sluman slumun slamet

Meskipun kurang berhati-hati, masih dijaga oleh nasib baik.

33.
Dhemet tidak mau menunduk, setan pun enggan.

Amalan untuk terus diberi keselamatan dari ancaman bahaya dan pengganggu.

34.
Milih-milih tebu oleh boleng

Memilih terlalu banyak malah menghasilkan akhir yang buruk.

35.
Nabok nyilih tangan

Melancarkan serangan secara tidak langsung lewat pihak ketiga.

36.
Ngajari bebek nglangi

Menyampaikan pengetahuan tentang kemampuan bawaan.

37.
Obah ngarep kobet mburi

Setiap langkah yang diambil oleh seorang pemimpin akan berdampak pada karyawannya.

38.
Anak ayam kecil ditaruh di kandang

Orang yang diandalkan malah mengambil kesempatan dari amanat tersebut.

39.
Sembur-sembur adus, siram-siram bayem

Hasil akhir dapat dicapai melalui kolaborasi serta bantuan dari segala lapisan masyarakat.

40.
Beras campur abu dari Bali untuk kerbau tersebut.

Benda yang sudah hancur susah dibuat utuh lagi seperti baru.

41.
Cuplikan kecil-kecil itu, kalau tidak pernah diinjak maka akan tetap ada.

Seseorang yang menggantikan kebajikan dengan kemaksiatan akan hilang manfaatnya.

42.
Gliyak-gliyak tumindak, sareh pakoleh

Walaupun bertahap, upaya yang konsisten akan menghasilkan buahnya.

43.
Berkat ihwal saja sampai lelah memompa airnya.

Capai sasaran tanpa merusak atau menggangu ekosistem di sekitarmu.

44.
Ngundhuh wohing pakerti

Apa yang kamu tanamkan, itulah yang nantinya akan kau petik.

45.
Sabar saja nanti pasti akan terwujud

Menggunakan kedamaian dan keterpukulan, sukses dapat dicapai.

46.
Sepi ketika mengharapkan, ramai saat bekerja

Berkerja keras tanpa menantikan balasan.

47.
Dadiya air enggan menetes, dadiya daun enggan mengudap, dadiya semak enggan menyentuh

Perasaan frustasi itu menyebabkan orang tersebut ragu dalam membuka kembali suatu hubungan.

48.
Dandang diputarkan oleh kumbang, kumbang memutarkan dandang

Hal yang negatif dipandang sebagai positif, sementara hal yang positif justru diartikan sebagai negatif.

49.
Gupak pulut tidak mau memakan sesuatu.

Telah berjuang keras tetapi tidak turut merasakan buah dari usaha tersebut.

50.
Jagakake endhoge si blorok

Menantikan hal-hal yang masih tidak pasti.

51.
Jalma angkara mati murka

Seseorang yang dikendalikan oleh emosi kemarahan akan menderita akibat perbuatannya sendiri.

52.
Kakehan gludug kurang udan

Seringkali berbicara tetapi jarang melakukan sesuatu yang konkret.

53.
Kebat kliwat, gancang pincang

Tergesa-gesa hanya akan menghasilkan hal yang tidak sempurna.

54.
Ketika masuk, dia tidak bergerak.

Berkatalan banyak, tetapi tidak memiliki ketangguhan atau keterampilan sejati.

55.
Kumenthus ora pecus

Angkuh tetapi tidak punya keterampilan.

56.
Lambe satumang kari samerang

Sudah sering dinasihati tapi tetap tidak berubah.

57.
Menthung koja kena sembagine

Merasa sudah membohongi orang lain, namun sebenarnya dirinyalah yang akhirnya ditipu.

58.
Tunggak jarak tumbuh subur, tunggak jati layu

YANG jelek bertumbuh subur sementara YANG bagus justru terpinggirkan.

59.
Rukun agar bisa tenang, berantakan jika tidak rukun

Ketulusan menghasilkan kedamaian, permusuhan menyebabkan keruntuhan.

60.
Kacang ora ninggal lanjaran

Biasanya anak-anak cenderung meniru langkah-langkah orang tua mereka.

61.
Kebo mulih menyang kandhange

Semakin jauh seseorang melangkah, di penghujung hari mereka akan kembali kepada awalannya.

62.
Terjebak di perlintasan, terhenti di persimpangan

Mengalami nasib buruk pada waktu dan lokasi yang tidak terduga.

63.
Dioborok ora kobar, disiram ora terbak

Orang yang kuat dan tak mudah bergoyang saat dihadapkan dengan berbagai cobaan.

64.
Dumadaning sira iku karena kebiasaan sang ayah dan ibu yang marah-marah.

Kita berada di sini karena kehadiran ayah dan ibu, sehingga penting untuk memuliakan mereka.

65.
Jaman iku owah gingsir

Waktu terus berkembang dan kita perlu mengadaptasi diri.

66.
Kaya banyu karo lenga

Tidak mampu menyatu, sama seperti air dan minyak.

67.
Nguyahi banyu segara

Melakukan sesuatu yang sia-sia.

68.
Hidup berawal dari Pangeran dan kembali kepada Pangeran.

Kehidupan datang dari Sang Pencipta dan suatu saat nanti akan kembali kepadaNya.

69.
Manunggaling kawula gusti

Penggabungan jiwa hamba dengan Tuhan dalam ranah spiritual.

70.
Bedo di hati, bedo di lamba

Kata-kata tidak selalu menggambarkan perasaan sejati seseorang.

71.
Atose batu yang belum kalah dari perdebatanmu

Kekentalan kata dapat mengalahkan kekerasan batu.

72.
Wani ngalah, luhur wekasane

Menyungguhkan diri untuk kepentingan terbaik merupakan tanda dari kesopanan batin.

73.
Mikul dhuwur mendhem jero

Menghargai martabat serta mengekang rahasia orang tua.

74.
Busuk ketekuk, pinter keblinger

Entah itu bodoh atau cerdas, semua orang masih dapat merasakan kesulitan.

75.
Setiap desa punya caranya sendiri, begitu pula dengan setiap negara yang memiliki aturan tersendiri.

Tiap lokasi memiliki peraturan serta kebiasaan yang tak sama.

76.
Keluarga memang sering berbeda pendapat, tapi jika sudah waktunya pergi, dibutuhkan persatuan.

Bukan bagian dari keluarga, namun masih merasakan kesedihan ketika seseorang meninggalkan kita.

77.
Entah apa yang terlupa balas, tapi tiba-tiba sudah merasa jenuh

Saya merasa cenderung melupakan untuk membalas pesan, dan sebenarnya telah menjadi sangat malas melakukan itu.

78.
Dandang dicibirkan oleh kucica, kucica dicibirkannya dandang

Kejahatan dikira kebaikan, kebaikan justru dituduh sebagai kejahatan.
(Note: The original sentence seems to be expressing an inversion of perceptions where good things are seen as bad and vice versa. However, I’ve maintained the essence but changed the wording significantly.)

79.
Dhuwur wekasane, endhek wiwitane

Kesulitan yang pada akhirnya menghasilkan kehormatan.

80.
Wani silit, wedi rai

Tampil gagah dari jauh, tetapi ketakutan saat bertemu langsung.

Berikut adalah rangkaian peribahasa Jawa Kuna yang dapat menjadi inspirasi dalam menjalani kehidupan. Semoga memberi manfaat.

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *