- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
culture, history, popular culture, psychology of everyday life, religionculture, history, popular culture, psychology of everyday life, religion - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
16
Pepatah Jawa kuno
merupakan elemen penting dalam warisan leluhur yang sarat dengan pengalaman hidup. Meskipun diciptakan pada masa lampau, isinya dan pesannya tetap relevan bagi kehidupan di era modern ini.
Berkat banyak peribahasa Jawa yang menekankan kepentingan kerja keras, kesetiaan, ketabahan, keterbukaan, serta keprihatinan pada sesama. Walaupun pendek dan mudah dimengerti, ungkapan-ungkapan tersebut memiliki makna mendalam dan dapat menjadi panduan bagi kita saat merasa bimbang atau di hadapkan dengan suatu tantangan.
Untuk menggerakkan semangat serta motivasi, ungkapan-ungkapan berikut dapat menarik emosi dan perasaan kita. Sebagai contoh, ada sebuah pepatah yang demikian:
“Ana dina, ana upa”
Artinya setiap upaya pasti memiliki balasan. Ungkapan tersebut dapat memberikan semangat supaya kita tak gampang berhenti.
Berikut ini sederet
peribahasa Jawa kuno mengenai hidup
yang mengandung makna mendalam.
Peribahasa Jawa Kuno Tentang Kehidupan
1.
Gupak pulut tidak mendapatkan makanan dengan cara itu.
Meskipun tidak turut merasakan manfaatnya, tetapi masih perlu menghadapi tantangannya.
2.
Ana dina, ana upa
Setiap upaya pasti akan menghasilkan buah di masa depan.
3.
Adhang-adhang tetese embun
Mengandalkan hal-hal yang sederhana dan tak terjamin, tapi tetap dilalui dengan ketenangan.
4.
Gliyak-gliyak tumindak, sareh pakoleh
Berkembang dengan lambat tetapi pasti akan menghasilkan buah di kemudian hari.
5.
Kena iwake saja sampai kelelahan badannya.
Raih tujuanmu tanpa merusak lingkungan atau mengganggu yang lain.
6.
Sepi ing pamrih, rame ing gawe
Berkerja ekstra tanpa menuntut balasan diri sendiri.
7.
Bibit, bebet, bobot
Mengevaluasi individu berdasarkan akar usia mereka, sejarah keluarga, tindakan, serta prestasi dalam kehidupan.
8.
Beda-beda pandumaning dumadi
Tiap entitas buatan-Nya mendapat karunia yang setimpal berdasarkan sifat aslinya masing-masing.
9.
Cakra manggilingan
Kehidupan selalu bergerak melingkar, ada kalanya kita di puncak dan ada juga saatnya kita merendah. Terus lakukan kebaikan dengan kerendahan hati tanpa memandang kondisi.
10.
Ana catur mungkur
hindari diskusi yang hanya menghasilkan pertikaian. prioritaskan penyelesaian masalah secara bijak.
11.
Betul sekali Kang Kuwasa memiliki dua warna, satu yang sesuai dengan kebenaran sang Pangeran dan satunya lagi yang tidak sesuai dengan kebenaran sang Pangeran.
Kebenaran dibagi menjadi dua jenis, yakni kebenaran yang sesuai dengan prinsip-prinsip Tuhan dan kebenaran yang bertolak belakang dengan-Nya. Kebenaran murni ialah yang selaras dengan arahan dari Tuhan.
12.
Anak polah bapa kepradah
Tindakan si anak dapat mempengaruhi reputasi kedua orangtuanya, entah itu dengan dampak yang bagus atau buruk.
13.
Crah agawe bubrah
Perselisihan hanya akan mengakibatkan kerusakan dan permusuhan.
14.
Dhuwur wekasane, endhek wiwitane
Hambatan di awal bisa mengarah kepada kegembiraan dan kemuliaan di penghujung.
15.
Dumadaning sira iku karena kebiasaan sang ayah dan ibu yang marah-marah.
Kehadiran kami adalah hasil dari orangtua kami. Oleh karena itu, pantas bagi kami untuk menghargai dan memuliakannya.
16.
Ngundhuh wohing pakerti
Tiap perbuatan tentu akan berakibat, positif ataupun negatif.
17.
Mikul dhuwur mendhem jero
Menjunjung tinggi kehormatan orang tua, serta menyimpan rapat kekurangannya.
18.
Sabar sareh mesthi bakal pikoleh
Melalui keterpahanan dan kedamaian, semua tujuan dapat diraih dengan hasil yang memuaskan.
19.
Rukun untuk tetap tenang, berantakan jika tidak rukun
Kebersamaan menghasilkan ketahanan, sementara perselisihan menyebabkan keruntuhan.
20.
Tuna sathak bathi sanak
Kehilangan sedikit hartanya tidak menjadi masalah apabila dapat mendapatkan saudara atau teman dekat yang sesungguhnya.
21.
Iro yudho wicaksono
Seorang pahlawan nyata akan memperjuangkan keadilan dengan bijak.
22.
Jaman iku owah gingsir
Semua hal di alam semesta ini senantiasa berkembang dan bergeser seiring perjalanan waktu.
23.
Kakehan gludhug, kurang udan
Berpikir terlalu banyak tetapi tindakan kurang, akan lebih baik berbicara sedikit dengan tindakan yang konkret dan jelas.
24.
Kaya banyu karo lenga
Sulit untuk berkumpul, sama seperti air dan minyak yang tidak dapat bercampur.
25.
Kebo nyusu gudel
Lansia yang menuntut pengetahuan atau berguru pada anak muda.
26.
Jika dia belum mengumumkan pernikahannya secara resmi, maka mungkin orang tersebut masih menyembunyikannya dari teman-temannya yang belum mengetahuinya.
Apabila kau masih bingung dengan diri sendiri, tanyakanlah kepada orang-orang yang sudah lebih dulu memiliki kebijaksanaan.
27.
Manunggaling kawula gusti
Penggabungan antara esensi manusia dan atribut-atribut ilahi membentuk ikatan rohani yang erat dengan Sang Pencipta.
28.
Manusia adalah posisi yang dijaga oleh Princesa.
Manusia dilengkapi dengan sejumlah ciri keagungan milik Tuhan di dalam diri mereka.
29.
Nabok nyilih tangan
Mengeksekusi tindak pidana sambil menggunakan pihak ketiga sehingga sulit diketahui sebagai tersangka utamanya.
30.
Ana dina, ana upa
Tiap usaha pasti akan menghasilkan buahnya.
31.
Becik ketitik, ala ketara
Tindakan positif ataupun negatif nantinya akan kelihatan sejalan berjalannya waktu.
32.
Sluman slumun slamet
Meskipun kurang berhati-hati, masih dijaga oleh nasib baik.
33.
Dhemet tidak mau menunduk, setan pun enggan.
Amalan untuk terus diberi keselamatan dari ancaman bahaya dan pengganggu.
34.
Milih-milih tebu oleh boleng
Memilih terlalu banyak malah menghasilkan akhir yang buruk.
35.
Nabok nyilih tangan
Melancarkan serangan secara tidak langsung lewat pihak ketiga.
36.
Ngajari bebek nglangi
Menyampaikan pengetahuan tentang kemampuan bawaan.
37.
Obah ngarep kobet mburi
Setiap langkah yang diambil oleh seorang pemimpin akan berdampak pada karyawannya.
38.
Anak ayam kecil ditaruh di kandang
Orang yang diandalkan malah mengambil kesempatan dari amanat tersebut.
39.
Sembur-sembur adus, siram-siram bayem
Hasil akhir dapat dicapai melalui kolaborasi serta bantuan dari segala lapisan masyarakat.
40.
Beras campur abu dari Bali untuk kerbau tersebut.
Benda yang sudah hancur susah dibuat utuh lagi seperti baru.
41.
Cuplikan kecil-kecil itu, kalau tidak pernah diinjak maka akan tetap ada.
Seseorang yang menggantikan kebajikan dengan kemaksiatan akan hilang manfaatnya.
42.
Gliyak-gliyak tumindak, sareh pakoleh
Walaupun bertahap, upaya yang konsisten akan menghasilkan buahnya.
43.
Berkat ihwal saja sampai lelah memompa airnya.
Capai sasaran tanpa merusak atau menggangu ekosistem di sekitarmu.
44.
Ngundhuh wohing pakerti
Apa yang kamu tanamkan, itulah yang nantinya akan kau petik.
45.
Sabar saja nanti pasti akan terwujud
Menggunakan kedamaian dan keterpukulan, sukses dapat dicapai.
46.
Sepi ketika mengharapkan, ramai saat bekerja
Berkerja keras tanpa menantikan balasan.
47.
Dadiya air enggan menetes, dadiya daun enggan mengudap, dadiya semak enggan menyentuh
Perasaan frustasi itu menyebabkan orang tersebut ragu dalam membuka kembali suatu hubungan.
48.
Dandang diputarkan oleh kumbang, kumbang memutarkan dandang
Hal yang negatif dipandang sebagai positif, sementara hal yang positif justru diartikan sebagai negatif.
49.
Gupak pulut tidak mau memakan sesuatu.
Telah berjuang keras tetapi tidak turut merasakan buah dari usaha tersebut.
50.
Jagakake endhoge si blorok
Menantikan hal-hal yang masih tidak pasti.
51.
Jalma angkara mati murka
Seseorang yang dikendalikan oleh emosi kemarahan akan menderita akibat perbuatannya sendiri.
52.
Kakehan gludug kurang udan
Seringkali berbicara tetapi jarang melakukan sesuatu yang konkret.
53.
Kebat kliwat, gancang pincang
Tergesa-gesa hanya akan menghasilkan hal yang tidak sempurna.
54.
Ketika masuk, dia tidak bergerak.
Berkatalan banyak, tetapi tidak memiliki ketangguhan atau keterampilan sejati.
55.
Kumenthus ora pecus
Angkuh tetapi tidak punya keterampilan.
56.
Lambe satumang kari samerang
Sudah sering dinasihati tapi tetap tidak berubah.
57.
Menthung koja kena sembagine
Merasa sudah membohongi orang lain, namun sebenarnya dirinyalah yang akhirnya ditipu.
58.
Tunggak jarak tumbuh subur, tunggak jati layu
YANG jelek bertumbuh subur sementara YANG bagus justru terpinggirkan.
59.
Rukun agar bisa tenang, berantakan jika tidak rukun
Ketulusan menghasilkan kedamaian, permusuhan menyebabkan keruntuhan.
60.
Kacang ora ninggal lanjaran
Biasanya anak-anak cenderung meniru langkah-langkah orang tua mereka.
61.
Kebo mulih menyang kandhange
Semakin jauh seseorang melangkah, di penghujung hari mereka akan kembali kepada awalannya.
62.
Terjebak di perlintasan, terhenti di persimpangan
Mengalami nasib buruk pada waktu dan lokasi yang tidak terduga.
63.
Dioborok ora kobar, disiram ora terbak
Orang yang kuat dan tak mudah bergoyang saat dihadapkan dengan berbagai cobaan.
64.
Dumadaning sira iku karena kebiasaan sang ayah dan ibu yang marah-marah.
Kita berada di sini karena kehadiran ayah dan ibu, sehingga penting untuk memuliakan mereka.
65.
Jaman iku owah gingsir
Waktu terus berkembang dan kita perlu mengadaptasi diri.
66.
Kaya banyu karo lenga
Tidak mampu menyatu, sama seperti air dan minyak.
67.
Nguyahi banyu segara
Melakukan sesuatu yang sia-sia.
68.
Hidup berawal dari Pangeran dan kembali kepada Pangeran.
Kehidupan datang dari Sang Pencipta dan suatu saat nanti akan kembali kepadaNya.
69.
Manunggaling kawula gusti
Penggabungan jiwa hamba dengan Tuhan dalam ranah spiritual.
70.
Bedo di hati, bedo di lamba
Kata-kata tidak selalu menggambarkan perasaan sejati seseorang.
71.
Atose batu yang belum kalah dari perdebatanmu
Kekentalan kata dapat mengalahkan kekerasan batu.
72.
Wani ngalah, luhur wekasane
Menyungguhkan diri untuk kepentingan terbaik merupakan tanda dari kesopanan batin.
73.
Mikul dhuwur mendhem jero
Menghargai martabat serta mengekang rahasia orang tua.
74.
Busuk ketekuk, pinter keblinger
Entah itu bodoh atau cerdas, semua orang masih dapat merasakan kesulitan.
75.
Setiap desa punya caranya sendiri, begitu pula dengan setiap negara yang memiliki aturan tersendiri.
Tiap lokasi memiliki peraturan serta kebiasaan yang tak sama.
76.
Keluarga memang sering berbeda pendapat, tapi jika sudah waktunya pergi, dibutuhkan persatuan.
Bukan bagian dari keluarga, namun masih merasakan kesedihan ketika seseorang meninggalkan kita.
77.
Entah apa yang terlupa balas, tapi tiba-tiba sudah merasa jenuh
Saya merasa cenderung melupakan untuk membalas pesan, dan sebenarnya telah menjadi sangat malas melakukan itu.
78.
Dandang dicibirkan oleh kucica, kucica dicibirkannya dandang
Kejahatan dikira kebaikan, kebaikan justru dituduh sebagai kejahatan.
(Note: The original sentence seems to be expressing an inversion of perceptions where good things are seen as bad and vice versa. However, I’ve maintained the essence but changed the wording significantly.)
79.
Dhuwur wekasane, endhek wiwitane
Kesulitan yang pada akhirnya menghasilkan kehormatan.
80.
Wani silit, wedi rai
Tampil gagah dari jauh, tetapi ketakutan saat bertemu langsung.
Berikut adalah rangkaian peribahasa Jawa Kuna yang dapat menjadi inspirasi dalam menjalani kehidupan. Semoga memberi manfaat.