8 Kejadian Manis dari Era 90-an yang Hilang di Kalangan Generasi Muda - Apakah Kamu Masih Mengalaminya?

8 Kejadian Manis dari Era 90-an yang Hilang di Kalangan Generasi Muda – Apakah Kamu Masih Mengalaminya?



Bertumbuh dewasa pada dekade ’90 merupakan suatu perjalanan yang istimewa dan sangat jauh berbeda dibanding zaman modern ini. Pada saat itu, dalam sebuah lingkungan tanpa adanya iPhone, iPad, hingga Wi-Fi, kami kebanyakan memilih untuk berkeliaran di luar bersama sahabat-sahabat ataupun duduk manis menyaksikan siaran animasi favorit.
Anak-anak yang berkembang di zaman 90an pasti mempunyai koleksi mainan terhebat serta makanan ringan paling enak. Zaman tersebut jauh lebih mudah, dan bila dicermati kembali, sungguh menakjubkan.
Terdapat alasannya kenapa masa tahun 1990-an tak kunjung menjadi usang. Hal itu terjadi karena setiap orang ingin merasakan momen istimewa yang hanya bisa dijalani oleh generasi spesifik tersebut.
Berikut ini adalah 11 kenangan bahagia sederhana yang sering dihayati anak-anak era ’90 tapi tak banyak dirasakan remaja modern saat ini, seperti dikumpulkan dari berbagai sumber.
Yourtango.com
, Sabtu (7/6).
Mari kita bernostalgia bersama.

1. Kamera Roll Jadul
Tak bisa disanggah bahwa membawa kamera serta ponsel berkualitas tinggi kurang efisien, namun faktanya adalah tak ada yang memegang fotografi asli secara fisik. Padahal, setiap orang senang menyaksikan gambar-gambar tersebut.
Fotograf pada zaman modern tetap perlu berhati-hati dalam menangkap momen sebab kamera mereka tak lagi memiliki memorinya yang tanpa batas seperti halnya gulungan film dengan kapasitas cuma 36 gambar saja. Maka bila kamu sedang menjelajahi suatu destinasi luar biasa, penting bagimu untuk bijaksana dalam menganalisis waktu yang pas buat merekam setiap detil yang ingin ditampilkan hingga stok film mencukupi kebutuhan tersebut.
Di zaman 90-an, selain bawa kamera kemana-mana, kamu juga harus titip film fotomu agar bisa di cetak dan akhirnya mengantisipasi hasil jepretannya dengan penuh ketegangan.
Itu sungguh menyenangkan! Setelah itu, kamu bisa mencarinya dan mungkin menghanggarkannya dengan bingkai lalu masukkan ke dalam buku kenangan, atau cukup tempelkan saja di kaca cermin.
Tanpa adanya penyaringan. Ini sangat autentik dan menakjubkan. Inilah alasan mengapa koleksi foto menjadi tren lagi dalam beberapa tahun belakangan ini.

2. Boyband
Tahun 1990-an sepertinya merupakan era emas untuk grup musik laki-laki. Beberapa nama yang mencolok termasuk New Kids On The Block, Backstreet Boys, Boyz II Men, NSYNC, 98 Degrees, Hanson, serta O-Town, dan masih ada banyak lagi.
Kamarku penuh dengan poster-poster dan lembar-lembar majalah Bop yang telah sobek. Pengagum-pengagum ini amat menyukai grup musik kesukaan mereka serta para personelnya. Ini merupakan suatu rasa gembira yang sederhana dan tanpa dosa.

3. Mainan interaktif
Anak-anak generasi 80’an memiliki Teddy Ruxpin dan My Buddy, namun kedua mainan tersebut jauh ketinggalan dibandingkan Furby dan Tamagotchi yang menjadi fenomena utama di masa 90’an dalam hal interaksi mainan.
Furby diluncurkan ke pasar pada tahun 1998 dan menciptakan gempar di industri mainan. Tidak pernah ada sesuatu yang serupa sebelumnya. Mainan ini membawa kebahagiaan bagi para orangtua karena bisa membuat anak-anak merasakan kenikmatan memiliki binatang peliharaan tanpa semua keribetannya, sementara anak-anak juga sangat tertarik dengan hal tersebut.
Robot gremlin mini ini mampu mengungkapkan perasaan, dan bila dipelihara secara tepat, bisa jadi malah dapat diajak bicara!
Namun, kita akan keliru bila tidak mengingatkan bahwa satu tahun sebelum Furby, Tamagotchi sudah mencetak jejaknya di industri mainan. Mainan hewan peliharaan elektronik yang berukuran kecil itu begitu digemari namun juga menuai pro kontra karena, ya, apabila tidak dirawat dengan baik, mereka dapat meninggal.
Tentu saja, Anda bisa mengatur kembali hewan peliharaan virtual tersebut dan memulainya dari awal, namun para orangtua merasa kesulitan menyampaikan pelajaran hidup yang begitu pahit itu. Generasi 90-an tak kuatir akan hal itu, dan cintanya pada mainan interaktif semacam ini masih mudah dilihat di berbagai tempat di dunia maya.

4. Buku ‘Goosebumps

Di antara tahun 1992 hingga 1997, para anak dengan sukacita mengintimidasi diri mereka sendiri sambil membasmi seluruh 62 judul buku yang dikarang oleh R.L. Stine di serial orisinal “Goosebumps”.
Stine mengambil inspirasi untuk menulis novel horror yang amat disukai masyarakat dengan maksud agar dapat memotivasi anak-anak dalam kegiatan membaca, serta beliau pun akhirnya meraih sasarannya.
Tidak mengherankan, beberapa orang dewasa tidak begitu senang dengan seri tersebut. Mengutip masalah konten, termasuk tema setan dan okultisme, seri tersebut menduduki peringkat ke-15 dalam daftar buku yang paling banyak ditentang atau dilarang pada tahun 1990-an.

5. Menyewa kaset Film
Pada masa lalu, seseorang perlu keluar rumah untuk menyewa film. Dahulu waktu internet dial-up belum mendukung agar anak-anak bisa menonton apapun sesuai kemauan mereka setiap saat. Tetapi, generasi tahun ’90 tidak mengeluh tentang situasi tersebut.
Sebenarnya, mengunjungi Blockbuster atau toko video setempat menjadi bagian paling menyenangkan di Jumat malam untuk banyak anak muda milenial dan Generasi X.
Semua ini berfokus pada antisipasi, suatu hal yang jarang dirasakan generasi muda saat ini. Deretan materi dan jam terbuang menatap layar serupa dengan dosis dopamine bertubi-tubi bagi remaja modern, sehingga mereka kurang punya ketahanan menghadapi rasa tunggu tersebut.

6. Campuran kaset
Layanan musik streaming sudah meredupkan kegembiraan dari membuat mixtape yang ideal.
Baiklah, tak bisa ditolak bahwa membuat playlist untuk streaming lebih praktis dan ringkas, namun apa yang kurang dimengerti anak muda saat ini ialah kegembiraan yang timbul dari seluruh proses tersebut.
Kami menciptakan kaset-kaset ini bagi teman-teman, gebetan, pasangan, dan kekasih. Pemilihan lagu disusun dengan hati-hati, serta memiliki tema tersendiri untuk masing-masing campuran tersebut.
Kita bahkan kesulitan mendekorasi sampul kaset dengan ilustrasi dan catatan. Saat kamu menerima salah satu hadiah istimewa itu, kamu akan mengeksplor arti dari setiap lagu selama ber jam-jam sambil merasakan betul dipercaya dan dihargai oleh orang yang membagikannya kepadamu.

7. Berkomentar saling-saling di dalam kelas
Pada tahun 1990-an, seorang gadis berusia 13 tahun mungkin lebih pandai bersembunyi daripada mata-mata CIA. Dia bisa saling berkirim catatan di kelas dan tidak akan pernah ketahuan dengan menggunakan berbagai teknik mulai dari “Boleh saya pinjam pulpen?” hingga “Kamu menjatuhkan sesuatu.”
Mengirimkan pesan kepada satu sama lain merupakan suatu bentuk kesenian. Bahkan, hal yang sama berlaku untuk mencatat pesan tersebut. Ini adalah isi dari teks pertama.
Catatan juga menjadi elemen utama dalam mengumpulkan informasi berharga semacam ini, misalnya tentang siapa orang yang disukai teman Anda saat itu atau apa saja kabar terkini di ruangan istirahat tersebut.

8. Mengirimkan ucapan dan pesan melalui siaran radio
Kebahagiaan itu takkan dilupakan oleh para penyuka era ’90-an. Meski cuma menuliskan pesan pada kartu beli dari stasiun radio setempat, momen menanti pesan itu diputar rasanya sungguh menggembirakan.
Tak jarang mengirim pesan melalui radio bersama dengan memohon lagu kesukaan pun bisa jadi cara bagi seseorang untuk mengekspresikan perasaan sukanya. Ya ampun, seru kan?

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *