- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
business, investing, investing business news, investing company news, investorsbusiness, investing, investing business news, investing company news, investors - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
4
lowongankerja.asia.CO.ID – JAKARTA.
Sepanjang bulan Mei 2025, beberapa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mendirikan unit bisnis baru. Sektor-sektor yang meliputi perusahaan ini bervariasi mulai dari bidang kesehatan, teknologi hingga energi.
Menurut ringkasannya di lowongankerja.asia, paling tidak ada delapan perusahaan yang telah membentuk badan usaha baru selama periode itu. Perusahaan-perusahaan ini meliputi PT Sejahtera Anugrahjaya Tbk (SRAJ), PT BUMA Internasional Grup Tbk (DOID), PT Samcro Hyosung Adilestari Tbk (ACRO), PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI), PT Sinergis Inti Andalan Prima Tbk (INET), PT Communication Cable System Indonesia Tbk (CCSI), PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI), serta PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA).
Head of Research
Liza Camelia Suryanata dari Kiwoom Sekuritas Indonesia menyebutkan bahwa mendirikan entitas anak bisa menjadi langkah yang bermanfaat jika didorong oleh analisis pasar yang solid dan sejalan dengan tujuan jangka panjang perusahaan.
Rencana ini dapat memperkokoh keberagaman bisnis, menekan ancaman sektoral, sambil menjalankan kesempatan dalam bidang-bidang yang sedang berkembang seperti digitalisasi, energi terbarukan, dan jasa kesehatan.
“Tetapi, investor harus tetap hati-hati dengan ekspansi yang moneternya tidak jelas atau mungkin memberatkan struktur keuangannya,” ungkap Liza saat diwawancara oleh lowongankerja.asia, Rabu (5/6).
Liza menggarisbawahi beberapa perusahaan publik yang patut diperhatikan saat menerapkan strategi ekspansinya itu. Sebagai contoh, saham DOID telah memanfaatkan kesempatan pasar di bidang rumput laut. Walaupun berada jauh dari fokus utama mereka, tindakan ini dapat menjadi pendekatan pengelompokan portofolio yang menjanjikan jika mendapat dukungan cukup.
roadmap
hilirisasi yang jelas.
Pada saat bersamaan, SSIA dianggap memiliki kebijakan ekspansi yang sesuai dengan program pengembangan zona industri dan gerakan menuju energi ramah lingkungan, hal ini dapat memperkuat taktik bisnis jangka panjang perseroan.
INET dianggap berkembang dengan merambah ke bidang konstruksi dan ritel besar, hal ini bisa mendukung pembangunan infrastruktur digital. Namun, penting untuk memantau pertumbuhan itu supaya tetap berada dalam koridor utama bisnis perusahaan.
Setuju dengan pandangan tersebut, analis dari Korea Investment and Securities Indonesia (KISI) yang bernama Muhammad Wafi, berpendapat bahwa pembentukan perusahaan anak adalah sebuah taktik jitu terutama untuk memperluas lini pemasukan keuangan serta mengurangi keterkaitan langsung dengan operasi utamanya.
Menurut Wafi, SRAJ menjadi menarik lantaran perluasan dilaksanakan di bidang yang tetap konsisten dengan core business-nya. Ini menciptakan potensi untuk kolaborasi dan bisa jadi sumber tambahan pemasukan rutin.
recurring income
).
Sebaliknya, SSIA dan KKGI pun dinilai menjanjikan, tetapi untuk mewujudkan keuntungan dari perluasan kedua emiten ini mungkin akan memerlukan beberapa waktu sampai akhirnya memberikan dampak besar.
Dalam periode peralihan atau pertumbuhan semacam ini, taktik
trading
Lebih dianjurkan,” kata Wafi.
Berikut adalah daftar penuh dari 8 perusahaan yang telah membentuk entitas bisnis baru:
1. PT Sejahtera Anugrahjaya Tbk (صند.nlm
SRAJ
)
PT Sejahtera Anugrahjaya Tbk (SRAJ), perusahaan yang mengurus Rumah Sakit Mayapada kepunyaan taipan Dato Sri Tahir, telah secara resmi membentuk anak usaha baru dengan nama PT Mayapada Klinik Sejahtera. Entitas ini akan menjalankan operasinya sesuai dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 86105, yaitu untuk kegiatan klinik swasta, dan memiliki alamat di Jakarta Selatan.
PT Mayapada Klinik Sejahtera didirikan sebagai upaya untuk memperkuat operasi intinya dari anak perusahaan SRAJ yaitu PT Sejahtera Inti Sentosa terutama di bidang ekspansi, peningkatan kapasitas, serta penyediaan pelayanan kesehatan yang lebih baik. Perusahaan ini dimulai dengan modal dasar mencapai Rp 4 miliar dan telah disetorkan modal awal senilai Rp 1 miliar.
Struktur kepemilikan saham di PT Mayapada Klinik Sejahtera adalah sebagai berikut: PT Sejahtera Inti Sentosa memiliki 99% atau senilai Rp 990 juta, sementara Jonathan Tahir memegang 1% atau setara dengan Rp 10 juta.
2. PT BUMA International Grup Tbk (صند
DOID
)
PT BUMA International Grup Tbk (DOID), lewat perusahaan anak usahanya yakni PT Katalis Investama Mandiri (KIM) yang memiliki 99,60% sahamnya, secara resmi telah mendirikan badan hukum baru dengan nama PT Daur Algae Indonesia (DAID) pada tanggal 27 Mei 2025.
Dengan dibentuknya DAID, hal ini bertujuan untuk mendukung strategi jangka panjang DOID dalam sektor lingkungan, masyarakat, serta tata kelola (Environmental, Social, and Governance/ESG). DAID akan mengelola berbagai aktivitas mulai dari pembibitan, pengolahan, sampai pemasaran rumput laut di seluruh wilayah Indonesia.
Struktur kepemilikan saham di PT Daur Algae Indonesia terdiri dari PT Dwijaya Daur Algae yang memiliki 2,47 miliar saham (65%), serta PT Katalis Investama Mandiri dengan porsi 1,33 miliar saham (35%).
3. PT Samcro Hyosong Adilestari Tbk (صندPostalCodes
صند
ACRO
)
ACRO secara resmi membentuk sebuah entitas anak perusahaan dengan nama PT Astro Acro Abadilestari yang terletak di Tangerang. Perusahaan ini akan mengelola beberapa jenis bisnis termasuk penjualan grosir bagi komponen dan aksesoris kendaraan, layanan penjualan berdasarkan biaya administrasi atau kontrak, serta distribusi mesin kantor dan perlengkapan untuk industri manufaktur beserta suku cadangnya.
Di samping itu, PT Astro Acro Abadilestari juga bakal menggeluti bidang distribusi grosir untuk peralatan transportasi darat (kecuali mobil dan sepeda motor) bersama dengan komponennya, serta distribusi grosir untuk mesin, peralatan, dan keperluan tambahan. Selain itu pula, entitas bisnis ini meliputi operasional sebagai perusahaan induk dan jasa konsultan manajemen. Saham ACRO dalam PT Astro Acro Abadilestari tercatat sebesar 0,5%.
4. PT Sumber Alam Indonesia Tbk (
KKGI
)
PT Resource Alam Industri Tbk (KKGI) telah menyatakan penciptaan sebuah entitas bisnis anak baru yang dikuasai secara tak langsung, yakni PT Luwu Timur Energi (PT LTE). Perusahaan ini didaftarkan di Jakarta. Konsep ini terwujud lewat cabang perusahaan KKGK, PT Khatulistiwa Hidro Energi, gunakan strategi perusahaan dalam mengejar operasi di bidang produksi dan distribusi energi listrik.
Visi pembentukan PT LTE merupakan elemen dalam strategi KKGK yang menekankan pada pengembangan dan manajemen investasi di bidang energi terbarukan, lebih spesifik lagi di sektor tenaga air. Ini bertujuan untuk mempromosikan perpindahan ke arah energi ramah lingkungan, menggunakan sepenuhnya potensi sumber daya air di Indonesia, serta membawa dampak positif baik secara ekonomi maupun lingkungan lewat kerjasama taktikal dan penguasaan teknologi.
Modal awal PT LTE senilai Rp 16 miliar dengan modal disetor sejumlah Rp 4 miliar. Susunan kepemilikan saham di PT LTE terdiri atas, PT Khatulistiwa Hidro Energi memiliki 3,9 ribu lembar atau setara dengan Rp 3,99 miliar (99%), sedangkan Pintarso Adijanto memegang 1 lembar saham yang bernilaiRp 1 juta (0,1%).
5. PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (
INET
)
PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (_INET_) telah mendirikan sebuah perusahaan baru yang disebut PT Internet Anak Bangsa (PT_IAB_). Entitas ini akan fokus pada sektor perdagangan grosir serta membangun infrastruktur seperti pembangunan gedung sipil, proyek konstruksi spesifik, dan pembangunan gedung bertingkat.
PT IAB akan fokus pada bisnis intinya sebagai kontraktor proyek Fiber to the Home (FTTH). Di samping mendapatkan penghasilan dari layanan pembuatan infrastruktur FTTH bagi klien, perusahaan ini memiliki potensi untuk menerima pendapatan berkala lewat tindakan pemeliharaan atas fasilitas FTTH yang sudah dipasang.
Struktur kepemilikan modal PT IAB adalah sebagai berikut: INET memiliki 1.980 saham senilai Rp 1,98 miliar, sedangkan Muhammad Arif memegang 20 saham bernilaiRp 20 juta.
6. PT Sistem Kabel Komunikasi Indonesia Tbk (
CCSI
)
PT Communication Cable System Indonesia Tbk (CCSI) telah mendirikan sebuah perusahaan baru bernama PT Fuchunjiang Cable Systems Indonesia yang terletak di Jakarta Barat. Aktivitas bisnis bagi cabang barunya tersebut meliputi perdagangan grosir alat-alat mekanikal, peralatan komunikasi, spare part elektronik, perdagangan grosir dengan sistem fee-based, penjualan berbagai jenis produk, serta pemasangan infrastruktur telekomunikasi.
Modal dasar total perusahaan ini mencapaiRp 32,99 miliar dengan modal yang telah disetorkan serta diposisikan sejumlah Rp 10 miliar. Struktur kepemilikan saham di PT Fuchunjiang Cable Systems Indonesia meliputi CCSI memiliki 59 juta saham bernilai Rp 5,9 miliar, Exel Infrastructure Australia PTY LTD memegang 2 juta saham setara dengan Rp 200 juta, dan Zhejiang Fuchunjiang Photoelectric Technology menguasai 39 juta saham berharga Rp 3,9 miliar.
7. PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (
HUMI
)
HUMI sudah membentuk sebuah perusahaan patungan baru dengan nama PT Energi Maritim Internasional (PT EMI), yang berkantor pusat di Jakarta Selatan. Pembuatan entitas bisnis ini dimaksudkan untuk memperkuat strategi mereka dalam jangka waktu lama. Saham dari EMI terdiri atas 99% milik PT Humpuss Maritim Internasional Tbk dan sisanya 1% oleh PT Hutama Trans Kencana.
8. PT Surya Semesta Internusa Tbk (
SSIA
)
PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), beserta anak perusahaannya PT TCP Internusa (TCP), sudah membentuk sebuah badan usaha baru berbentuk perseroan terbatas dengan nama PT Surya Tirta Sejahtera Investama.
Struktur kepemilikan modal PT Surya Tirta Sejahtera Investama terbagi menjadi SSIA senilai Rp 24,99 miliar (99,996%) serta Rp 1.000 (0,004%).