- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
character and personality, culture, personality types, psychology of everyday life, societycharacter and personality, culture, personality types, psychology of everyday life, society - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
3
lowongankerja.asia
– Di dalam lingkaran sosial yang rumit dan beragam, kapabilitas individu untuk menciptakan ikatan yang positif, jujur, serta bernilai biasanya dipengaruhi oleh kepribadian mereka secara personal.
Tidak sekadar tentang tampilan luar ataupun tingkat IQ, melainkan juga perilaku serta karakter yang terpancar dari individu pada tiap percakapan.
Beberapa orang bisa dengan cepat menarik perhatian dan mendapatkan popularitas di antara banyak individu, sedangkan beberapa lainnya sering kali merasa terabaikan, tidak diperhitungkan, atau bahkan dikucilkan tanpa mengerti alasan dibalik hal tersebut.
Terkadang, tanpa kita sadari, ciri-ciri bawaan pada diri malah dapat menimbulkan hambatan besar untuk membangun ikatan yang positif dan penuh rasa hormat.
Menurut pendapat sejumlah pakar psikologi, ada berbagai karakteristik pribadi yang bisa menjadikan individu tersebut kelihatan kurang menyenangkan, menantang untuk diajak bergaul, sehingga pada gilirannya hilanglah hubungan sosial yang bernilai.
Menurut laporan berita tersebut, ini dia tujuh karakteristik pribadi yang seringkali menyebabkan orang mengalami kesulitan dalam membina hubungan, serta dapat dijadikan acuan bagi kita untuk lebih introspeksi dan meningkatkan pemahaman terhadap diri sendiri.
1. Terlalu Fokus pada Diri Sendiri
Orang yang bersikap egois biasanya menganggap diri mereka sebagai titik fokus utama dalam setiap hal.
Dalam berbicara, mereka cenderung memusatkan pembicaraan pada dirinya masing-masing, menyuarakan pandangan, prestasi, serta hasratnya tanpa terlalu memperdulikan balasan ataupun emosi pihak lain.
Ciri ini menyebabkan lawan bicara merasa tak terhormat dan kurang dilirik dengan perhatian.
Secara keseluruhan, hubungan sosial cenderung tidak seimbang dan membuat lelah dalam waktu lama, yang pada akhirnya mendorong individu untuk mulai mengurangi kontak demi melindungi kesejahteraan emosinya.
2. Gemar Menggalakkan Pandangan Sendiri dan Kesulitan Menyambut Saran
Kepribadian sulit ditekuk dapat menghambat terbentuknya ikatan yang damai dan sejalan.
Orang dengan ciri seperti itu umumnya tidak suka memperhatikan sudut pandang oranglain, terlebih lagi saat mengambil keputusan yang menuntut adanya pengorbanan.
Kelekakan dalam berfikir serta bersikap kerapkali menghasilkan konflik pada dialog sehari-hari.
Banyak orang merasa frustrasi saat bertukar pikiran dengan individu yang senantiasa menganggap dirinya paling tepat dan enggan mendengarkan masukan.
3. Terus-menerus Menyaksikan Aspek Negatif Setiap Peristiwa
Orang yang senantiasa melihat dunia dengan sisi negatif umumnya menghadirkan atmosfir gelap di sekitarnya.
Mereka mungkin mengeluh tentang hal-hal sepele, enggan mempercayai berita positif, dan mengecilkan prestasi orang lain.
Secara keseluruhan, ciri ini dapat menguras tenaga secara emosional bagi mereka yang berada di sekelilingnya dalam waktu lama.
Tidak mengherankan jika pada akhirnya banyak orang yang memilih untuk menjaga jarak demi kenyamanan mental mereka masing-masing.
4. Gampang Terhina dan Gemar Bertengkeret
Rasanya benci tak selalu nampak sebagai amarah yang pecah-pecah.
Mungkin tersembunyi di balik komentar yang penuh ironi, tingkah laku yang merendah, atau keinginan untuk selalu menemukan kesalahan pada oranglain.
Seseorang dengan sifat demikian cenderung menafsirkan kritikan sebagai serangan langsung pada diri mereka sendiri, serta kerap kali terseret ke dalam perselisihan kecil yang dapat berkembang menjadi lebih besar akibat egonya yang sulit untuk dikalahkan.
Di kalangan masyarakat, mereka kerap dilihat sebagai “sumber konflik” dan terisolasi untuk mencegah adanya pertengkaran.
5. Sering Melanggar Kesepakatan dan Tak Stabil
Satu atribut utama dalam interaksi manusia adalah rasa percaya, dan individu yang tak bisa dipercayai akan kesulitan menjaga hal tersebut.
Sering kali mereka mencabut kesepakatan pada detik akhir, gagal menjaga kata-kata mereka, atau berlindung dari kewajiban.
Apabila seseorang tak dapat diandalkan, maka orang lain akan ragu untuk mengikutsertakan mereka dalam kegiatan bersama atau perkara yang krusial.
Sehingga, mereka kerap kali mengalami perasaan terisolasi akibat ketidakkonsistenan yang diciptakan oleh diri mereka sendiri.
6. Terus Mau Unggul di Setiap Aspek
Sikap terlampau kompetitif di semua bidang kehidupan dapat menunjukkan bahwa seseorang sangat menginginkan penghargaan dan kurang memiliki jiwa olahragawan.
Mereka tak sekadar berambisi untuk mencapai puncak prestasi, melainkan juga cenderung menghancurkan orang lain guna menunjukkan superioritas mereka.
Di dalam setting sosial, ciri ini menimbulkan tensi sebab individu lain kerap kali merasa diadu atau justru direndahkan.
Sebagai gantinya dari mendirikan hubungan sejajar, individu bertipe ini lebih mengutamakan “siapa yang unggul” dibandingkan “siapa yang terlibat”.
7. Terkadang Berbohong dan Menghindari Kebenaran
Kebenaran merupakan landasan penting dalam setiap hubungan, dan apabila seseorang dianggap sebagai individu yang cenderung memainkan permainan atau sering kali menipu, maka keyakinan akan hilang.
Kebohongan, betapapun kecilnya, dapat menciptakan perasaan ketidakefektifan dalam suatu hubungan.
Seseorang yang kerap berkelirukan pun menghasilkan kesenjangan emosi sebab orang di sekitarnya enggak dapat benar-benar menyetujui perkataannya.
Seiring berjalannya waktu, hal ini akan membuatnya sulit bagi mereka untuk menjaga persahabatan yang hangat dan otentik.