- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
chronic conditions and diseases, health, health and exercise, high cholesterol levels, medical conditions and diseaseschronic conditions and diseases, health, health and exercise, high cholesterol levels, medical conditions and diseases - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
19
lowongankerja.asia
– Kolestrol merupakan senyawa berbentuk lilin yang dihasilkan oleh hati secara alamiah dan esensial dalam pembangunan sel-sel tubuh, produksi hormon, serta sintesis vitamin D.
Tetapi, apabila tubuh mengandung kolesterol berlebihan dan tak terkendali, ini bisa menyebabkan gangguan kesehatan seperti penyakit jantung serta serangan stroki.
Sekitarnya, kadar kolesterol yang tinggi umumnya tidak menunjukkan tanda-tanda spesifik. Karena alasan ini pula, kondisi medis tersebut sering kali dikenal sebagai “pembunuh bisu”.
Namun, ada kalanya tanda-tanda dari kondisi kadar kolesterol tinggi muncul saat pasien sedang melaksanakan kegiatan gerak tubuh sederhana misalnya berjalan kaki.
Indikator tersebut mencakup gejala-gejala dari penyakit pembuluh darah periferal (PVP), yang sangat terkait dengan tingginya level kolesterol di dalam tubuh.
Oleh karena itu, apakah sajakah gejalanya ketika seseorang mengalami kadar kolesterol tinggi saat sedang jalan kaki?
Gejala kolesterol tinggi yang timbul ketika sedang berjalan kaki
Tingginya kadar kolesterol pada umumnya diindikasikan oleh jumlah kolesterol total yang melebihi 240 mg/dL atau kolesterol
low-density lipoprotein
(LDL), yang umumnya disebut sebagai kolesterol buruk, melebihi 190 mg/dL.
Berikut ini merupakan sejumlah indikasi adanya kadar kolesterol tinggi ketika sedang berjalan kaki:
1. Sakit atau perasaan tidak enak di kaki
Dilansir dari
Times of India
(11/4/2025), salah satu tanda-tanda pertama dari kadar kolesterol yang meningkat dalam aliran darah adalah rasa sakit di kaki. Keadaan tersebut biasanya dipicu oleh penyakit arteri perifer (PAD).
Ketika kolesterol mengendap pada dinding arteri, ukuran pembuluh darah tersebut menyempit sehingga aliran oksigen menuju otot pun berkurang.
Kondisi ini bisa mengakibatkan rasa sakit, sensasi nyeri ketika ditekan, ataupun lelah pada otot kaki bagian belakang, paha, maupun area pantat, terutama saat sedang berjalan atau mendaki anak tangga.
Rasa sakit itu terjadi karena otot memerlukan lebih banyak oksigen ketika dipakai, namun pembuluh darah yang menyempit ini tak mampu mengedarkan oksigen secara mencukupi.
Umumnya, rasa sakit mereda ketika sedang beristirahat sebab permintaan oksigen pada otot mengalami penurunan. Seiring bertambah parahnya kondisi tersebut, rasa sakit bisa terjadi meski dalam keadaan beristirahat.
2. Kelemahan otot
Pembatasan pembuluh darah karena kolesterol bisa mengakibatkan lemahnya otot-otot pada bagian kaki.
Keadaan ini bisa nampak ketika sedang berjalan, menstabilkan diri, atau bahkan hanya dengan berdiri dalam durasi yang lama.
Otot mengonsumsi pasokan oksigen dan gizi yang diserahkan secara berkelanjutan oleh darah, sehingga apabila asupannya kurang maka kinerjanya akan terpengaruh.
Dengan bertambahnya waktu, aliran darah yang tidak baik bisa menyebabkan penyusutan otot, sehingga memperbesar kemungkinan jatuh bagi seseorang dan secara keseluruhan aktivitas fisik menjadi berkurang, khususnya pada lansia atau penderita kondisi medis tertentu.
3. Kaki dingin
Aliran sirkulasi yang tidak baik karena kadar kolesterol tinggi dapat mengakibatkannya hanya satu paha atau bagian bawah kaki terasa lebih sejuk dibandingkan dengan satunya lagi, ini biasanya terjadi ketika Anda sedang atau baru saja melakukan perjalanan jarak pendek.
Ini disebabkan oleh pengkerutan arteri yang menghalangi aliran darah menuju ujung-ujing tubuh, akibatnya proses penyebaran panas menjadi terhambat.
Sebagai akibatnya, kaki tersebut bisa terasa jauh lebih sejuk apabila di sentuh dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya.
Dalam kondisi ekstrem, kulit pada kaki atau jarinya bisa berubah menjadi pucat atau malahan menguning biru akibat kurangnya pasokan oksigen.
Perasaan sejuk yang terus-menerusan di bagian ujung tubuh adalah indikasi PAD dalam tahap parah dan harus ditangani dengan serius karena bisa mengindikasikan blokiran pembuluh darah yang luas.
4. Mati rasa atau perasaan kebas
Aliran darah yang tersumbat bisa mengakibatkan perasaan kebas atau geli di jari kaki dan telapak kaki, terlebih ketika sedang melakukan aktivitas olahraga semacam berjalan.
Ini terjadi karena saraf memerlukan darah beroksigen untuk bisa berfungsi dengan baik.
Saat plak kolesterol mempersempit atau menutupi pembuluh darah, hal ini dapat memengaruhi kerja saraf dan menyebabkan perasaan kesemutan atau kehilangan sensasi.
Apabila tidak ditangani, keadaan tersebut bisa berubah menjadi mati rasa permanen, kerusakan syaraf, atau dalam kasus ekstrem, kematian sel jaringan.
Orang-orang yang merasakan mati rasa di kaki dalam durasi panjang harus mengecek ke dokter agar dapat mencegah dampak berkelanjutannya seperti luka terbuka atau infeksi.
5. Perubahan corak pada bagian bawah tubuh atau paha
Pergantian warnah pada bagian bawah kaki atau paha yang berubah menjadi lebih cerah atau malah menguning kebiruan bisa jadi indikasi adanya kadar kolesterol yang tinggi.
Pergantian warnanya terjadi karena pengurangan aliran darah yang mengandung banyak oksigen menuju kulit, hal ini dipicu langsung oleh siklus yang tidak baik dikarenakan pembentukan plak kolesterol yang menumpuk.
Saat pembuluh darah melebar, aliran oksigen menjadi kurang, sehingga kulit bereaksi dengan berubah warnanya.
Pada kondisi yang parah, masalah tersebut bisa mengarah pada terjadinya sindrom sianosis, di mana area tubuh akan nampak berwarna biru akibat kurangnya pasokan oksigen.
Apabila perubahan warnanya terus berlanjut atau malah bertambah buruk, hal ini dapat menandakan adanya iskemia pada tungkai dengan tingkat keparahan yang sangat akut, yakni sebagai konsekuensi dari penyakit arteri perifer (PAD) yang serius dan membutuhkan penanganan medis darurat.
6. Pemulihan luka yang berkepanjangan
Dikutip dari
Health Line
Kadar kolesterol yang tinggi bisa membuat proses pemulihan dari luka kecil, gesekan, atau lepuhan di kaki serta telapak kaki jadi lebih lambat.
Ini terjadi karena aliran darah yang kurang menghalangi jaringan dari memperoleh nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan untuk proses pemulihan secara optimal.
Sehingga, cedera ringan bisa memakan waktu dari beberapa minggu sampai beberapa bulan untuk pulih, menyebabkan risiko terinfeksinya luka menjadi lebih tinggi dan membuat pergerakan jadi tidak nyaman.
Pada sejumlah kondisi berat, bisa terjadi luka yang tak kunjung pulih dan ini dapat menimbulkan akibat serius seperti gangrene atau bahkan pembedahan pengangkatan anggota tubuh.
Kondisi ini sebagian besar terjadi pada penderita diabetes dan mereka yang memiliki kadar kolesterol tinggi.
Karenanya, melakukan pemeriksaan kaki secara preventif serta deteksi dini sangatlah vital guna mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius.