- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
couples, family relationships and dynamics, friendship, relationships, social issuescouples, family relationships and dynamics, friendship, relationships, social issues - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
8
Dalam perjalanan hidup,
circle
Pertemanan kerap kali menjelma sebagai rumah kedua sesudah keluarga. Mereka menyaksikan gelak tawa, air mata, dan seluruh tahapan kehidupan yang telah dilewati bersama-sama. Akan tetapi, dengan bertambahnya usia dan evolusi tujuan hidup individunya, kita bisa saja mengalami rasa jauh meski tanpa adanya batasan fisik nyata.
Entah mengapa, percakapan yang dahulu lancar sekarang menjadi seringkali tidak nyaman. Kencan yang dulunya dinantikan dengan penuh harap, saat ini malahan hanya terasa sebagai rutinitas semata. Mungkinkah ini menandakan bahwa hubungan antara kita dan mereka perlahan mulai berubah?
grow apart
?
Phenomenon ini bukanlah sesuatu yang langka, khususnya saat memasuki tahap peralihan menuju kepribadian dewasa. Ketika fokus hidup beralih, laju pertumbuhan tiap orang tidak selalu seragam. Ada yang sedang disibukkan dengan pekerjaannya, beberapa lagi mungkin baru mulai menempuh pendidikan tinggi, serta ada pula mereka yang tengah menghabiskan waktu untuk penyembuhan diri.
Gejala-gejalanya sering kali tidak terlalu mencolok, tetapi muncul sebagai petunjuk-petunjuk lembut yang bisa dengan mudah dilupakan. Namun justeru karena bersifat halus ini, sebagian besar dari kita kurang menyadari bahwa hubungan tersebut secara bertahap mulai bergerak menjauh. Berikut adalah lima indikasi halus bahwa Anda dan pasangan menghadapi situasi seperti itu.
circle
-mu mungkin sedang
grow apart
, yuk refleksikan bersama.
1. Percakapan mulai menjadi membosankan dan tak sinkron
Pada masa lalu, tiap pembicaraan selalu dipenuhi dengan tawa, berkesinambungan, dan terkadang hingga melupakan waktu. Namun saat ini, kamu mulai merasakan perlu untuk memfilter kata-kata, mengatur susunan kalimat supaya tidak disalahartikan.
Topik yang Anda bahas sering kali tidak mendapatkan respons sehangat dulu—seperti kedua belah pihak berada pada gelombang yang berbeda. Hal ini dapat menjadi indikasi bahwa Anda dan lawan bicara mulai memiliki perbedaan pandangan atau prioritas dalam kehidupan yang semakin terbentuk.
Hal ini tidak berarti salah satu pihak dianggap sebagai “jahat,” tetapi lebih ke arah pergeseran dalam konteksnya. Dengan pertambangan usia, kita mulai mempelari pengalaman-pengalaman baru yang secara pelan-pelan mengubah metode pemikiran dan respon kita terhadap lingkungan sekitar.
Apabila Anda mulai mengalami kesulitan untuk berbagi cerita seiring waktu karena khawatir tidak dimengerti, ini mungkin menandakan adanya jarak yang harus diakui, bukannya ditangisi.
2. Terlalu banyak formalitas dibandingkan dengan ikatan emosional
Rencana pertemuan yang semestinya menyenangkan dan menghangatkan hati untuk mengekspresikan kerinduan malah berubah menjadi sesi bertukar informasi tentang kabar tanpa banyak emosi, hampir seperti
template.
“Lagi ngapain nih?” “Sekarang kerjanya dimana?” “Masih sama dengan orang itu?” — kalimat-kalimat tersebut tampak lebih seperti basa-basi dibandingkan rasa ingin tahu yang sungguh-sunguh. Kau juga merasa tertuntut untuk
‘on’
ketika berjumpa, sebenarnya dahulu kau dapat menjadi edisi paling jujurnya di hadapan mereka.
Hubungan emosional tak ditentukan oleh frekuensi pertemuan, melainkan sejauh mana Anda dapat terbuka tentang perasaan tanpa merasa sungkan. Jika interaksi semakin dangkal dan penuh formalitas saja, mungkin kedua belah pihak telah bergerak ke arah yang berbeda. Tidak masalah, karena ada kalanya orang hanya menjadi bagian sementara dalam hidup kita.
3. Waktu yang dihabiskan bersama kini jadi penguras tenaga bukan pemberi kebahagiaan.
Dulu,
hangout
bareng mereka bisa jadi
recharge
Terbaik usai seharian letih. Kini, malah rasa capek dari segi hati pasca pertemuan itu. Tidak disebabkan oleh perselisihan berarti, tetapi lantaran perlu adaptasi ekstra. Seolah memasuki area yang dulu benar-benar menjadi milikmu, namun sekarang hanya sebagai pengunjung saja.
Energi tak pernah menipu. Jika tiap kali bertemu malah bikinmu merasa hampa ketimbang tersenyum, barangkali ini tanda kalau hubungan tersebut harus direfleksikan kembali. Berkembang nggak selamanya tentang tetap bersatu. Terkadang, perkembangan artinya berani menciptakan ruang supaya kita semua dapat menjelajahi jalannya sendiri dengan baik.
4. Kamu biasanya menjadi orang yang paling akhir mengetahui hal tersebut.
Pernah mengalami keadaan di mana kau menjadi orang terakhir yang mendengar berita penting dari sahabatmu? Bisa jadi kamu hanya mengetahui hal tersebut kemudian.
resign,
berakhir, atau malahan mengantarkan pernikahan lewat unggahan media sosial ataupun kisah pihak ketiga. Sementara sebelumnya, kamu menjadi figur utama yang didamba untuk mendengar curhatannya. Ketika situasi serupa kerap berlangsung, mungkin saja artinya cincin kepercayaan di kalangan tersebut sudah berganti.
Kejelasan merupakan salah satu landasan utama dalam menjalin persahabatan yang harmonis. Apabila Anda perlahan merasa tidak diperbolehkan masuk, hal ini bisa menjadi tanda adanya sesuatu yang kurang tepat.
loop,
Bukan bermakna bahwa kamu kurang bernilai, tetapi jati dirimu dalam kehidupan mereka barangkali telah berubah posisinya. Hal ini normal saja terjadi. Kami semua memiliki masa dimana kami membutuhkan individu yang lebih sesuai dengan edisi baru dari diri sendiri.
5. Tidak terdapat lagi upaya untuk memelihara ikatan tersebut
Hubungan komunikasinya dulunya dua arah tetapi sekarang menjadi satu arah saja. Kamu yang sering kali memulai ajakan untuk bertemu, memeriksa keadaan mereka, bahkan mengingatkan hari ulang tahunnya. Seiring waktu, pertanyaan muncul dalam pikiranmu: “Apakah mereka akan menyadari jika saya berhenti melakukan itu semua?” Mengambil inisiatif tidak bergantung pada siapa yang lebih banyak kesibukan melainkan kepada orang-orang yang masih percaya bahwa ikatan tersebut penting dan patut dipertahankan.
Saat sebuah hubungan dikelola hanya oleh satu orang saja, hal tersebut sudah melebihi batas menjadi penawaran tanpa balasan dan berubah jadi pengorbanan tunggal.
Circle
Yang baik adalah mereka yang sama-sama menjaga satu sama lain, bahkan melalui hal-hal kecil dan sederhana. Jika tak ada upaya lagi dari kedua belah pihak, mungkin saatnya untuk berpisah, bukannya dengan kemarahan, tetapi dengan penghargaan.
Circle
Pertemanan ibarat sebuah kebun yang harus dijaga bersama-sama. Namun terkadang, walaupun kita telah rajin menyiram, menyalakan lampu penerangan, serta menggemburkan tanahnya, masih ada saat ketika tanaman tersebut memutuskan jalannya masing-masing dalam pertumbuhan. Hal ini sebenarnya bukan masalah besar. Bukan berarti setiap kali perpisahaan pasti akan membawa pada perselisihan. Kadang-kadang, hal itu hanyalah bagian tak terhindarkan dalam proses untuk menjalani hidup sebagai versi terbaik dari diri sendiri.
Apabila Anda saat ini mengalaminya, jangan cepat-cepat menyalahkan orang lain—orang itu juga termasuk diri Anda sendiri. Hal ini tidak berarti bahwa Anda gagal dalam mempertahankan sebuah hubungan, tetapi lebih kepada memiliki keberanian untuk menerima perubahan yang ada.
Hal utama adalah kau terus berkembang. Suatu saat, kau bakal berada di tengah-tengah orang-orang dengan getaran serupa, yang tak butuh kau pertarungkan sendiri, sebab mereka pun memutuskan untuk tumbuh bersamamu.