- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
animals, asia, history, wild animals, wildlifeanimals, asia, history, wild animals, wildlife - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
8
, Gorontalo —
Kelima ikan hiu paus (Rhincodon typus) ini tampil serentak di perairan desa Botubarani, kecamatan Kabila Bone, kabupaten Bone Bolango, provinsi Gorontalo pada pagi hari ini (31/5/2025).
Saat pagi hari, pantai di Botubarani terlihat cukup sepi. Terdapat hanya segelintir pengunjung yang berada di sana sebelum Matahari mencapai ketinggian yang lumayan.
Mereka sangat bersemangat untuk melihat langsung mamalia laut raksasa itu secara dekat.
Banyak juga orang yang segera mendaftar untuk bergabung dalam kapal wisata menuju lokasi ditemukannya ikan sirip putih besar.
Sejumlah turis mancanegara, termasuk grup dari Rusia, tampak sabar menunggu dalam antrian untuk bergantian.
Ketika dihubungi, Anton Pakaya menyatakan bahwa walaupun ada lima ikan hiu paus yang muncul hari ini, tetapi kondisi di area Botubarani masih cukup sepi.
Oleh karena itu, disarankan sekali bagi para wisatawan untuk melihat sendiri ikan martil raja tersebut.
Karena, bila tidak begitu padat, maka antrian untuk melihat ikan paus dari atas perahu menjadi lebih singkat.
Menurut Anton Pakaya, yang mengurus objek wisata hiu paus Botubarani, munculnya lima ekor hiu paus sekaligus dalam waktu satu hari adalah suatu kejadian luar biasa.
“Biasanya hanya satu atau dua yang keluar. Namun hari ini ada lima sekaligus,” ujar Anton.
Perairan Botubarani benar-benar luar biasa. Kehadirannya yang berjarak kurang lebih 10 meter dari tepi pantai membuat tempat ini menjadi salah satu tujuan wisata menarik di planet bumi.
Di berbagai lokasi, menonton ikan hiu paus sering kali mengharuskan petualangan laut yang panjang, tetapi di Gorontalo, wisatawan dapat melihat sirip serta siluet badan hiu paus langsung dari tepi tebing ataupun pinggiran pantai.
Berdasarkan observasi di tempat tersebut, kapal-kapal wisata kelihatan naik turun membawa para tamu ke area sekitar sumber air itu.
Walaupun selalu padat, pihak manajemen masih tetap mengawasi standar wisata berkelanjutan, misalnya dengan menjaga jarak dari satwa liar.
(*)