- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
children, children and families, culture, health, parentingchildren, children and families, culture, health, parenting - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
8
Melihat pertumbuhan anak muda sungguh menarik. Mereka punya perasaan yang sangat mendalam serta keingintahuan yang besar. Akan tetapi, kadang-kadang mereka cenderung melakukan tindakan gegabah tanpa banyak pertimbangan. Wajar saja apabila masa remaja kerap kali jadi waktu yang penuh dengan gejolak emosional.
Sebagian orang mungkin merasa frustrasi saat melihat tingkah laku remaja yang sering kali cepat marah. Mereka juga bisa tenggelam dalam kesedihan atau keresahan tanpa henti. Bukan berarti harus dihukum, namun pada kondisi seperti itu kita sebaiknya menegaskan penghargaan atas perasaan yang mereka alami. Kenapa hal tersebut patut dikerjakan? Ini adalah beberapa alasannya.
1. Mendukung mereka dalam menyadari serta memahami perasaannya
Terkadang kita menemui situasi di mana emosi anak remaja berubah-ubah dan sulit dikendalikan. Mereka sering kali merasakan ketakutan, cemas, atau bisa juga cepat marah. Menyikapi tingkah laku para pemuda ini tentunya memerlukan pendekatan tertentu. Terlebih lagi mengenai aspek emosionalnya, penting untuk mengakui perasaan yang dirasakan oleh mereka.
Ini dilakukan untuk mendukung mereka agar bisa mengenal serta memahami perasaannya. Pengakuan membantu para pemuda merasakan bahwa apa yang mereka alami dari segi emosi merupakan hal biasa dan normal. Langkah ini sangat krusial sebagai titik permulaan dalam menciptakan kesadaran emosional, sehingga nantinya mereka dapat mengetahui diri dengan lebih lengkap.
2. Mengembangkan rasa percaya serta hubungan yang sejuk dan damai
Fase remaja merupakan periode peralihan antara kehidupan anak-anak dan menjadi orang dewasa. Nyatanya, kita akan menemui situasi di mana emosi para pemuda ini sangat labil. Fluktuasi mood terjadi dengan cepat tanpa ada alasan jelas yang menyertainya.
Akan tetapi, menilai emosi mereka pun tidaklah tepat. Sebaiknya kita mencoba mengakui apa yang dirasakan oleh mereka. Ini dilakukan guna membentuk kepercayaan dan hubungan yang seimbang. Ketika orang dewasa (ortu, guru, atau pembimbing) mengakui emosi para remaja, hal itu membuat remaja tersebut merasa dipahami dan dihormati.
3. Untuk mendidik tentang rasa simpati serta kemampuan berinteraksi sosial
Tidak dapat disangkal bahwa rasa empati serta kemampuan interpersonal perlahan-lahan menurun seiring berjalannya waktu. Banyak individu bahkan berkembang menjadi pribadi-pribadi yang acuh tak acuh dan cenderung menyendiri. Hal ini tentunya erat hubungannya dengan proses pembentukan kepribadian yang terjadi saat fase remaja.
Inilah alasannya mengapa kita harus secara bijaksana mengakui emosi yang dialami oleh anak remaja. Saat perasaan mereka dihargai, para pemuda ini cenderung melakukannya terhadap orang lain juga. Hal itu mendorong rasa simpati serta meningkatkan keterampilan interaksi sosial mereka dengan dunia sekitar.
4. Mengurangi tindakan negatif atau pemberontakan
Kegelisahan emosional yang dialami oleh para remaja sering kali mendorong mereka untuk berbuat nekat. Terlebih lagi jika menemui situasi yang tak sejalan dengan kemauannya. Namun, dapatkah kita langsung menyimpulkan atau mengkritik? Pastinya tidak demikian. Sebaliknya, kegelisahan emosional tersebut harus diakui dan dipahami.
Mengapa perlu melakukan tindakan ini? Satu alasan adalah untuk mengurangi tingkat perilaku negatif atau pemberontakan. Remaja yang merasa kurang dimengerti cenderung menyampaikan dirinya lewat sikap-sikap negatif dan berlebihan. Dengan adanya validasi, dapat dicegah kejadian tersebut karena akan menciptakan lingkungan yang aman bagi mereka untuk menuangkan emosi dengan cara yang lebih sehat.
5. Mendukung mereka untuk mengembangkan jati diri
Tahap transisi antara masa kanak-kanak hingga menjadi orang dewasa membawa sejumlah kesulitan. Periode ini ditandai dengan fluktuasi emosi yang terjadi secara mendadak. Terlebih lagi, para pemuda pada tahap ini mulai memahami dinamika hubungan sosial yang rumit.
Mengecek emosi yang dialami para pemuda merupakan aspek krusial yang tak bisa diabaikan. Pendekatan ini mendukung mereka dalam mengembangkan jati diri. Hal ini meningkatkan rasa percaya diri serta membantu pemuda menyelaraskan identitas dan prinsip-prinsip hidup mereka.
Mengatur cara berinteraksi dengan anak remaja ternyata cukup sulit. Terlebih lagi, mereka sering kali merasakan perubahan emosi yang tidak menentu. Meski begitu, penting bagi kita untuk mengakui dan mendukung emosi yang sedang mereka alami saat ini. Hal tersebut dapat membantu mereka dalam meningkatkan kesadaran diri, pemahaman tentang dunia sekitarnya serta kemampuan untuk mengendalikan dirinya secara efektif.