- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
business, health, news, public health, public health and safetybusiness, health, news, public health, public health and safety - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
3
Jakarta, IDN Times –
Organisasi Kesehatan Dunia telah menentukan tanggal 31 Mei sebagai
Hari Tanpa Tembakau Internasional
Pada tahun 1987, peringatan ini ditetapkan oleh WHO untuk memberi informasi serta membuka kesadaran masyarakat akan ancaman dari konsumsi tembakau dan aktivitas bisnis terkait rokok.
Peringatan Hari Tanpa Tembakau Dunia tak hanya bertujuan meningkatkan kesadaran global mengenai kematian dan penyakit yang bisa dicegah melalui konsumsi tembakau pada rokok. Ayo, mari pahami lebih jauh efek berbahaya dari nikotin bagi kesehatan kita sendiri, disini!
Informasi tentang pemakai rokok di Indonesia
Berdasarkan situs web Sehat Negeriku yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kebiasaan merokok bukan hanya jadi permasalahan di kalangan orang dewasa tetapi juga pada anak-anak dan remaja berumur 10 hingga 18 tahun. Oleh karena itu, sering kali tingkah laku tersebut mengganggu beberapa individu, termasuk para orangtua.
Menurut data dari Survei Kesehatan Dasar (Riskesdas), ada kenaikan dalam konsumsi rokok oleh populasi berusia 10 tahun, yang awalnya mencapai angka 28,8% pada tahun 2013 dan kemudian bertambah menjadi 29,3% di tahun 2018. Sedangkan untuk kelompok remaja dengan umur antara 10 sampai 18 tahun juga mengalaminya pertambahan, yakni dari persentase 7,2% di tahun 2013 menjadi 9,1% di tahun 2018.
Prevalensi perokok aktif di Indonesia semakin meningkat. Berdasarkan data dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), perkiraan jumlah perokok aktif kini telah menyentuh angka sekitar 70 juta jiwa, dan dalam kelompok usia tersebut, 7,4% adalah remaja mulai umur 10 hingga 18 tahun.
Sebagaimana telah dikenali, kebiasaan merokok bukan saja membawa dampak negatif terhadap kesejahteraan tetapi juga mempengaruhi aspek finansial. Oleh karena itu, Departemen Kesehatan memiliki gagasan untuk menyediakan fasilitas bantuan dalam menanggulangi kecanduan rokok dengan menerapkan saluran telepon gratis pada Layanan Berhenti Merokok Quit Line 0-800-177-6565.
Tujuan dari hal itu adalah untuk mendukung mereka yang mencoba menghentikan kebiasaan merokok tetapi kesulitan meluangkan waktu untuk kunjungan fasilitas kesehatan. Melalui pendekatan ini, pihak berwenang berupaya agar Indonesia tak lagi menjadi salah satu negeri dengan jumlah konsumen tembakau terbesar di dunia.
Bahaya paparan nikotin
Dilansir
Very Well Health
Ketika seseorang menghisap rokok, nikotin di dalamnya segera terserap ke dalam aliran darah dan berdampak pada otak hanya dalam hitungan 10 detik. Sangatlah cepat sekali, bukan?
Nikotin terbentuk melalui proses kimia yang membuat pemakainya merasakan kegembiraan serta konsentrasi untuk sementara. Namun, efek itu hanya berlangsung selama beberapa menit.
Pada masa kini, berbagai studi mengindikasikan bahwa dampak dari kebiasaan merokok jauh lebih berbahaya, terlebih jika dilakukan oleh kalangan remaja. Alasan utamanya adalah karena secara biologis, otak para remaja diperkirakan masih dalam tahap perkembangan hingga mencapai umur 25 tahun.
Berdasarkan American Academy of Pediatrics (AAP), pemakaian rokok elektronik atau
vape
Tidak mengurangi dampak buruk dari merokok meskipun vape memiliki komponen serupa dengan rokok biasa.
Pengaruh berbahaya dari nikotin terhadap otak
Berdasarkan
National Institutes of Health
,Nikotin yang ada di dalam rokok dapat menimbulkan dampak negatif pada otak seperti cemas, mudah tersinggung, serta ketagihan. Apabila seorang perokok intensitas tinggi secara mendadak menghentikan konsumsinya dari rokok, kondisinya mungkin akan menjadi lebih buruk.
Berikut beberapa efek berbahaya dari nikotin pada otak:
-
Penurunan kognitif
Dengan berjalannya waktu, penurunan fungsi otak yang normal bakal muncul. Akan tetapi, resikonya akan menjadi lebih besar untuk perokok, sehingga bisa menyebabkan penurunan kemampuan kognitif lebih dini dibanding mereka yang tidak merokok.
-
Peningkatan risiko demensia
Merokok meningkatkan risiko terkena kondisi tersebut yang bisa mempengaruhi ingatan, pemikiran, keahlian dalam menggunakan bahasa, serta pola perilaku seseorang. Selain itu, ada pula modifikasi pada tingkah laku mereka. Berdasarkan hasil dari beberapa studi, para perokok memiliki peluang hingga 30% lebih besar untuk menderita demensia dibanding non-perokok.
-
Volume otak berkurang
Semakin panjang waktu seseorang merokok, semakin besar pula peluang mereka mengalami penurunan volume otak saat menua. Sejumlah pakar telah menyimpulkan bahwa asap rokok memiliki efek buruk terhadap mekanisme pertumbuhan dan perkembangan otak.
-
Berisiko kanker
Zat-zat berbahaya yang ada pada rokok dapat mencapai otak serta seluruh tubuh, mengancam organ-organ penting lainnya. Pemaparan berkala terhadap zat tembakau bisa menimbulkan modifikasi genetik di paru-paru, laring, atau otak, meningkatkan risiko penyakit kanker.
-
Risiko stroke
Berdasarkan CDC, perokok memiliki risiko terkena strok yang dua sampai empat kali lebih tinggi. Akan tetapi, risiko ini dapat berkurang menjadi normal kembali apabila seseorang sudah tidak merokok selama lima tahun berturut-turut.
Hari Tanpa Tembakau Sedunia
Diharapkan dapat menyampaikan wawasan serta pemahaman mengenai ancaman rokok dan dampak negatifnya. Menghentikan kebiasaan merokok bisa jadi solusi untuk mengurangi peluang timbulnya beberapa penyakit di kemudian hari, loh.